REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi I DPR berencana melakukan kunjungan kerja ke Ukraina. Kunjungan ini terkait rencana Komisi I DPR meningkatkan alat utama sistem senjata (alutsista) Tentara Nasional Indonesia (TNI). Wakil Ketua Komisi I DPR, Tubagus Hassanuddin menjelaskan Ukraina dipilih karena kabarnya kualitas persenjataan di sana lebih baik dan lebih efisien secara perawatan dibandingkan Rusia.
"Senjata dari Rusia ternyata harus dirawat di pabrik Rusia dan biayanya mahal. Kenapa tidak kita arahkan ke sana (Ukraina)," kata Tubagus di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (3/4).
Ia menambahkan, senjata-senjata Ukraina akan diproyeksikan untuk memperkuat persenjataan Angkatan Darat. Komisi I juga akan membuka kemungkinan kerja sama antara PT Pindad dengan perusahaan senjata Ukraina. "Jadi bekerja sama dengan Pindad mengacu pada UU Pertahanan," ujarnya.
Komisi I, lanjutnya, belum bisa memastikan apakah nantinya akan membeli senjata Ukraina atau tidak. Menurutnya semua tergantung Kementerian Pertahanan selaku pengguna. "Kalau membeli tergantung user (Kemhan). Tapi kalau kerja sama dengan Ukraina, sesuai undang-undang,ya," katanya.
Sebelumnya komisi pertahanan parlemen Ukraina telah mengunjungi Indonesia. Tubagus menyatakan kunjungan Komisi I ke Ukraina merupakan kunjungan balasan. "Ke ukraina itu sebagai kunjungan balasan, karena ada komisi pertahanan Ukraina ke Indonesia lalu menjelaskan tentang sistem persenjataan dan lain-lain," ujarnya.