REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Protes kelompok aktivis perempuan bertelanjang dada di depan masjid dibalas santun oleh kelompok muslimah di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Mereka memperkenalkan kampanye via online yang mempromosikan jilbab.
Penggagas kampanye, Sofia Ahmed mengatakan satu kebanggaan ketika bisa menunjukan jati diri sebagai muslim. Kebanggaan ini sekaligus menjadi jawaban kepada mereka yang ingin menelanjangi identitas seorang muslimah.
"Mari kita tunjukan kepada dunia, kami menyayangkan FEMEN dan kampanye mereka di barat," kata dia seperti dikutip Aljazeera, Sabtu (6/4).
Kampanye online ini meliputi pemanfaatan laman jejaring sosial. Melalui jejaring sosial itu, mereka unggah foto setiap muslimah berikut komentar mereka tentang jilbab.
Sejak kampanye itu digelar, responnya luar biasa. Sebagian mereka menilai FEMEN tidak tahu apa yang dikenakan seorang muslim. Mereka juga tidak tahu apa yang mereka tidak bisa pakai. "Saya sangat bahagia dan bangga mengenakan jilbab," komentar Noor Firdosi.
Tak hanya mendapat respon dari kalangan Muslimah, komentar juga datang dari kalangan non-muslim. "Sebagai warga AS, saya malu dengan apa yang dilakukan FEMEN. Saya berharap, ini membuat kita peduli dengan apa yang dikenakan muslimah," kata Melody Church.