Selasa 09 Apr 2013 17:00 WIB

Penerbangan Trans-Atlantik Terancam Turbulensi

Rep: Nur Aini/ Red: Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Penerbangan yang melintasi Atlantik Utara mendapat banyak tantangan di masa depan karena adanya perubahan iklim. Pesawat yang saat ini menghadapi angin kuat akan terancam menghadapi turbulensi.

Penelitian yang diterbitkan dalam Nature Climate Change, memprediksi turbulensi di zona Atlantik Utara akan meningkat. Penumpang pesawat akan menghadapi lebih banyak goncangan.

Peneliti dari Reading University, Paul Williams mengatakan, kenyamanan tidak hanya menjadi satu-satunya pertimbangan. Namun, konsekuensi biaya yang harus ditanggung karena goncangan tersebut akan semakin besar.

"Ini tentu masuk akal jika penerbangan bisa dialihkan untuk terbang memutar sekitar turbulensi ketimbang melaluinya, jumlah bahan bakar akan meningkat," ujarnya dilansir BBC.

Para ilmuwan berkonsentrasi pada 600 penerbangan lintas Amerika dan Eropa setiap hari. Mereka menggunakan superkomputer untuk menyimulasikan perubahan arus udara di atas 10 km di ketinggian. Ada bukti yang menunjukkan angin bertiup lebih kuat dan pesawat berada dalam ketidakstabilan akibat menghangatnya iklim bumi.

Pengujian tersebut diklaim merupakan yang pertama menguji turbulensi penerbangan di masa depan. Konsekuensi, biaya akibat turbulensi tersebut diperkirakan mencapai 150 juta dolar AS per tahun.

Saat ini, pilot mengandalkan informasi pesawat yang melakukan perjalanan melintasi Atlantik hari sebelumnya untuk memperkirakan kondisi penerbangan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement