REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Suriah menolak kedatangan tim penyelidik senjata kimia yang diajukan oleh Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon, untuk melakukan penelusuran dugaan penggunaan senjata kimia dalam konflik negara tersebut. Demikian disampaikan kementerian luar negeri mereka pada Senin.
"Ban telah mengusulkan ada misi tambahan yang memungkinkan persebaran ke seluruh wilayah di Suriah. Usulan tersebut bertolak belakang dengan permintaan Suriah kepada PBB," kata salah seorang pejabat kementerian luar negeri mereka sebagaimana disiarkan oleh kantor berita negara Suriah SANA.
"Suriah tidak bisa membiarkan manuver semacam itu dilakukan oleh Sekjen PBB,'' katanya. ''Ini mengingat hal serupa juga memiliki peranan penting di Irak yang membukakan jalan bagi invasi oleh Amerika Serikat terhadap negara tersebut pada 2003."
Pihak kementerian luar negeri Suriah juga menyesalkan Ban tunduk pada tekanan sejumlah negara yang diketahui mendukung terjadinya pertumpahan darah di Suriah. Ucapannya mengacu pada sejumlah pendukung pasukan oposisi pemeberontak yang sudah berusia dua tahun di negara tersebut.
Ia juga menyatakan Suriah secara spesifik telah meminta kedatangan tim teknik yang netral dan jujur ke desa Khan al-Assal di bagian utara Provinsi Aleppo.
Pada Senin (8/4), Ban terlebih dahulu menyatakan tim penyelidik PBB sudah berada di Siprus. Mereka siap diterjunkan ke Suriah untuk menelusuri dugaan penggunaan senjata kimia dalam konflik negara tersebut.