REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perusahaan produk pakaian selancar, Billabong tengah membicarakan rencana pengambilalihan dengan konsorsium yang dipimpin bos pendahulunya, Paul Naude dan perusahaan swasta, Sycamore Partners.
Kelompok tersebut menawarkan 300 juta dolar AS, 45 persen lebih rendah dari tawaran untuk Billabong pada Desember tahun lalu. Pada Februari 2012, Billabong menolak tawaran sebesar 883 juta dolar AS dari perusahaan swasta saingannya, TPG Capital.
Perusahaan Australia tersebut berjuang untuk merestrukturisasi. Pada Agustus tahun lalu, perusahaan mengungkap kerugian setahun sebesar 287 juta dolar AS. Billabong menjual aset, menutup toko, dan mengganti kepala eksekutif untuk mempertahankan bisnis.
"Saya pikir pengambil alihan itu mungkin membuat kemajuan. Saya tidak berpikir mereka punya banyak pilihan," ujar Direktur Pengaturan di Argo Investment, Jason Beddow dilansir BBC.
Menurutnya, Billabong saat ini seperti sebuah perusahaan kecil. Karena itu, investasi akan kecil di perusahaan tersebut. Perdagangan saham Billabong diskors pekan lalu. Harga sahamnya anjlok dua pertiga dari nilainya pada tahun lalu.
Billabong mengatakan 10 hari untuk pembicaraan dengan Sycamore. "Tidak ada jaminan transaksi akan dilanjutkan, baik Sycamore maupun Billabong tidak memiliki kewajiban untuk melanjutkan pembicaraan," ujar Beddow.