REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Penelitian dari intelijen militer Amerika Serikat menyimpulkan untuk pertama kalinya bahwa Korea Utara (Korut) mampu membangun hulu ledak nulklir. Alat itu bisa dibuat cukup kecil untuk dikirimkan melalui sebuah rudal balistik.
Meski ada kesimpulan dari Badan Intelijen Pertahanan AS (DIA) tersebut, para ahli di lapangan dilaporkan percaya Korut masih kekurangan kemampuan menyerang daratan utama AS dengan rudal balistik. Namun, kemungkinan Korut bisa menghantam Pulau Guam.
Penilaian tersebut telah dilaporkan kepada para pejabat senior pemerintah dan anggota parlemen. Kemajuan teknologi senjata Pyongyang telah membuat kekahwatiran besar di antara pembuat kebijakan AS. Hal itu mendorong AS meningkatkan kemampuannya demi menanggapi potensi serangan senjata nuklir.
Sementara itu, Direktur Intelijen Nasional AS, James Clapper menyatakan, penilaian DIA tersebut tidak mencerminkan konsensus seluruh komunitas intelijen negara. "Korut belum menunjukkan berbagai kemampuan yang diperlukan untuk rudal bersenjata nuklir," ujarnya dilansir PressTV.
Di pihak lain, Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Yun Byung-se memperingatkan Pyongyang bahwa mereka akan menghadapi sanksi baru PBB jika melakukan uji coba rudal lagi. Pada 30 Maret, Korut menyatakan keadaan perang dengan Korsel.