REPUBLIKA.CO.ID, SOREANG -- Korban banjir Baleendah Kabupaten Bandung mengeluhkan pelayanan kesehatan. Warga yang terkena banjir atau dalam keadaan darurat harus tidak dipersulit dalam berobat.
Ketua RW 05 Kampung Cibadak, Baleendah, Ade Karsa mengeluhkan pelayanan Puskesmas Baleendah. Dia mengaku lupa membawa kartu identitas namun memperlihatkan STNK. Karena tidak membawa KTP, untuk bisa dilayani harus membayar administrasi empat ribu rupiah. Sebab, tidak mungkin harus bolak-balik ke rumah hanya untuk mengambil KTP sementara akses tergenang air.
Dia mengatakan bukan masalah uang. Menurutnya, alamat yang ada di STNK sudah bisa menunjukkan bahwa lokasinya terkena banjir. Sebab, tidak mungkin petugas tidak mengetahui jika Cibadak banjir. ''Jangan dipikirkan administrasi, pelayanan dahulu,'' kata dia, Ahad (21/4).
Dia berharap kejadiannya yang menimpanya tersebut tidak terjadi terhadap warganya. Ade yang berniat ke puskesmas karena nyeri pinggang setelah melakukan evakuasi mengurungkan niatnya untuk berobat.
Ditemui dirumahnya, warga RT 04 RW 05 Kampung Cibadak, Toto Bachtiar (63 tahun) juga mengeluhkan pelayanan kesehatan di salah satu rumah sakit. Dalam keadaan banjir, dia mengaku mengantar putrinya yang akan melahirkan ke rumah sakit tersebut atas rujukan dari bidan desa.
Dia mengatakan saat tiba, pelayanan petugas kesehatan mengecewakan. Menurutnya, putrinya tidak dirawat namun dirujuk ke RS Hasan Sadikin di Bandung. Alasannya, inkubator kurang dan kondisi bayi harus memerlukan perawatan intensif. Sementara untuk membawa ke RSHS, pihaknya harus melakukan koordinasi ambulan antar rumah sakit.
Karena melihat putrinya yang kejang dan sudah hampir melahirkan, dia memohon hingga tiga kali agar petugas melakukan pemeriksaan terlebih dahulu tapi tetap tidak dilakukan. Menurutnya, perawat malah membawa blangkar dan menjamin bayi belum akan lahir karena baru pembukaan lima. Namun, begitu diangkat ke blangkar, bayi kembar lahir dan hampir jatuh.
Dia juga mengaku harus membayar Rp 2,8 juta. Setelah itu, pihak rumah sakit mengaku akan merawat bayi. Namun, dia tetap membawa pulang bayi kembar yang diberi nama Zahira dan Zahra.