REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menjamin ketersediaan solar bersubsidi di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum untuk mengurai antrean pembeli yang terjadi belakangan ini.
Demikian disampaikan Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina, Hanung Budya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (23/4).
Ia mengatakan, sesuai arahan pemerintah, pihaknya menyalurkan solar bersubsidi dengan prioritas kepada konsumen yang berhak berdasarkan Permen ESDM Nomor 12 Tahun 2012 dan Permen ESDM Nomor 1 Tahun 2013.
"Sesuai arahan pemerintah, maka mulai Selasa sore ini kami maksimal mengurai antrean pembeli solar bersubsidi di SPBU. Masyarakat tidak perlu khawatir, pasokan solar aman," katanya.
Menurut dia, Pertamina akan bekerja sama dengan aparat kepolisian untuk mengamankan penyaluran solar bersubsidi tersebut. Hanung juga mengatakan, antrean yang terjadi bukan disebabkan masalah stok ataupun distribusi Pertamina.
"Stok sangat aman, akan tetapi untuk mendistribusikannya kepada masyarakat Pertamina mengacu pada kuota yang telah ditetapkan dalam APBN 2013," ujarnya.
Kuota solar bersubsidi yang menjadi tanggung jawab Pertamina tahun 2013 hanya 14,28 juta kiloliter atau lebih rendah 8,3 persen dibandingkan dengan realisasi penyaluran 2012 sebesar 15,56 juta kiloliter. Penurunan itu berdampak pada kuota solar bersubsidi di daerah-daerah.
Hingga kuartal pertama 2013, penyaluran solar bersubidi di hampir seluruh provinsi melebihi kuota yang rata-rata secara nasional mencapai 5,2 persen.
Sebagai bentuk aksi korporasi, lanjut Hanung, Pertamina telah menyediakan lebih banyak solar nonsubsidi, sehingga kendaraan yang telah diatur dalam Permen ESDM 1/2013 dan Permen ESDM 12/ 2012 dapat membelinya.