REPUBLIKA.CO.ID, Kepala Anti-Teror Uni Eropa, Gilles de Kerchove menyebutkan, sedikitnya 500 orang yang berasal dari Eropa ditemukan tengah terlibat perperangan melawan Pasukan Pemerintah Suriah.
Kebanyakan mereka berkewarganegaraan Inggris, Irlandia, dan Prancis.
"(Para Teroris) ini ternyata tidak semuanya menjadi radikal ketika meninggalkan negaranya. Namun sebagian besar mereka ini dididik di sana (Suriah). Mereka terus dilatih disana," papar De Kerchove, seperti dikutip BBC, Rabu (24/4).
De Kerchove mengatakan kecemasannya jika mereka yang datang ke Suriah tersebut pulang ke kampung halamannya di Eropa. Dikhawatirkan mereka akan menjadi radikal dan melancarkan sejumlah teror di Eropa.
Menurut de Kerchove, warga Eropa yang datang ke Suriah tersebut bergabung dengan jaringan ekstrimis dan kelompok Al Qaedah. Mereka dilatih untuk melakukan teror dan serangan sebelum diikutkan untuk melawan tentara pro Assad.
"Kami melihat ini bisa memicu ancaman besar ketika mereka kembali ke negaranya," tambah De Kerchove.
De Kerchove memberikan perumpamaan seperti Belanda. Di negeri tulip itu, banyak warganya yang kembali dari Suriah telah menjadi radikal dan membuat ancaman teror di negaranya.