REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPD, Laode Ida dituding menggunakan fasilitas lembaganya untuk kepentingan politik pribadi sebagai caleg PAN dengan mengampanyekan partainya di acara dengan wartawan di Yogyakarta akhir pekan lalu. Dia meminta agar partai nomor 8 dipilih dan menegaskan capres yang akan menang adalah dari parpolnya.
Sikap Laode mengundang keprihatinan dari berbagai pihak. Wakil Ketua MPR, Lukman Hakim Saefudin menyesalkan sikap Laode Ida. “Ketika menjalankan tugas sebagai anggota atau pimpinan DPR dan DPD harus benar-benar menjalankan tugas dan tanggung jawab lembaga negara yang diembannya, bukan berkampanye untuk parpolnya,” ujar Lukman, dalam pernyataannya, Senin (29/4).
Sementara Waka MPR, Hajrianto Tohari, mengatakan langkah Laode itu adalah langkah politis di tahun politik sehingga semuanya serba politis. "Susah memisahkan antara kesetiaan atau kepentingan parpol dengan kesetiaan pada negara. Ya, sekarang semuanya serba karut marut dan tidak karu-karuan seperti ini,” ujar Hajrianto.
Anggota Fraksi PDI Perjuangan di DPR, Eva Kusuma Sundari, menyindir Laode yang ingin menunjukkan semangat sebagai pimpinan DPD yang ingin agar Pemilu anggota DPR berjalan lebih sukses. Eva juga menilai sikap Laode tidak beretika. “Ini jelas tindakan tanpa etika menggunakan APBN dan hadir dalam kapasitas sebagai Waka DPD di depan wartawan parlemen juga,” tegasnya.
Sementara Sekretaris Fraksi PPP, Arwani Thomafi, berharap forum resmi kementerian atau lembaga negara dimanfaatkan sesuai dengan semestinya. “Para pejabat negara dalam menjalankan tugas adalah untuk kepentingan masyarakat secara lebih luas bukan untuk kepentingan parpol."