Kamis 02 May 2013 16:13 WIB

Longsor Majalengka Timbun Enam Hektar Sawah

Rumah yang tertimbun tanah longsor di desaTenjolaya,Bogor.
Foto: Republika/Reja Irfa Widodo
Rumah yang tertimbun tanah longsor di desaTenjolaya,Bogor.

REPUBLIKA.CO.ID,Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menuturkan musibah di Kampung Cigintung Desa Cimuncang Kecamatan Malausma Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, beberapa waktu lalu telah menimbun enam hektare sawah siap panen.

MAJALENGKA--Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono, dalam siaran persnya, Kamis, menuturkan musibah longsor tersebut terjadi pada tanggal 15 April 2013 juga telah mengakibatkan 11 rumah rusak berat, 99 rumah rusak ringan hingga sedang, mengalami keretakan di bagian lantai dan dinding bangunan.

"Selain itu, jalur jalan sepanjang 50 meter ambles sedalam tiga hingga lima meter dan 609 KK atau 1842 jiwa mengungsi ke berbagai tempat," katanya.

Dikatakannya, longsoran di lokasi ini selain dipicu oleh curah hujan yang tinggi dan berlangsung lama sehingga menyebabkan lereng di bagian atas uang terjal dengan vegetasinya jarang menjadi tidak stabil dan longsor menimpa wilayah pesawahan.

"Akibat getaran longsor ini tanah di sekitar Kamping Cigintung yang berupa batulempung mengalami pergerakan yang lambat sehingga terbentuk nendatan dan retakan pada tanah yang memotong wilayah pemukiman dan jalur jalan," katanya.

Pergerakan tanah yang lambat ini, kata Surono, masih akan berlangsung selama musim hujan ini sebelum retakan dan nendatan ini tertutup kembali dan terisi oleh air hujan.

"Selain itu ancaman dari material longsoran jika diguyur hujan terus menerus dapat menyebabkan material longsor akan tererosi dan masuk ke aliran Sungai Cijurai yang memotong bagian tengah Kampung Cigintung yang dapat menimbulkan aliran bahan rombakan," kata dia.

Oleh karena itu, lanjut dia, untuk mitigasi bencana gerakan tanah di lokasi ini direkomendasikan agar lahan di sekitar Kampung Cigintung sudah tidak layak huni karena sebagian besar sudah mengalami retakan dan nendatan yang pergerakannya masih berlangsung hingga sekarang walaupun pergerakannya lambat.

"Maka perlu direlokasi ke tempat yang aman," ujarnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement