REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Dua warga Situbondo, Jawa Timur tewas dan tiga orang lainnya terluka karena terkena bom yang berasal dari pesawat tempur F16, yang gagal meledak saat diluncurkan usai latihan gabungan TNI di pusat latihan tempur militer, Jumat (3/4).
Bom tersebut meledak ketika warga justru masuk di areal yang belum disterilkan pascalatihan gabungan.
Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono mengatakan, sesuai prosedur setelah latihan, TNI melakukan sterilisasi terhadap wilayah selama dua hari. Tetapi, sterilisasi belum selesai dilakukan, ada warga yang masuk wilayah ‘terlarang’ tersebut.
“Tadi pagi, ada masyarakat yang masuk dan menemukan satu bom yang tidak meledak dan mereka berusaha untuk membuka dengan palu yang mengakibatkan bom tersebut meledak,” katanya saat ditemui di lereng Gunung Bromo disela kunjungan kerja bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sabtu (4/5).
Ia menjelaskan, dalam latihan gabungan tersebut, beberapa kapal perang diikutsertakan seperti F16 dan Sukhoi. Mereka melepaskan bom untuk mengenai target yang telah ditetapkan. Satu kali tembakan bisa meluncurkan hingga 14 bom. Namun, dari sekian banyak bom tersebut belum tentu semua meledak.
Karenanya, lanjut Agus, setelah latihan, TNI selalu melakukan pembersihan sisa-sisa bom yang tidak meledak. Pembersihan dilakukan sejak Jumat hingga Sabtu (4/5) ini.
Menurut Panglima, jajaran TNI sudah sering memberikan sosialisasi dan mengumumkan warga dilarang masuk daerah sebelum diadakan pembersihan. Panglima mengaku prihatin karena ada masyarakat yang masuk dan menemukan satu bom belum meledak. “Saya, Panglima TNI ikut prihatin atas kejadian tersebut,” katanya.
Meski peristiwa tersebut karena warga yang membandel, Panglima TNI mengatakan tetap memberikan bantuan berupa pemberian santuan, mengurusi pemakaman, dan korban luka-luka pun dibawa dan diobati.