REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Indonesia (UI), Arbi Sanit mengatakan, kader partai politik yang dipersiapkan secara paksa atau karbitan, merugikan partai tersebut.
Selain itu, caleg karbitan juga melemahkan sistem demokrasi yang sedang dibangun di Indonesia. "Loyalitasnya diragukan karena mereka masuk asal-asalan sehingga tidak ada ideologi di dalamnya tetapi berdasarkan kepentingan untuk mencari keuntungan," kata Arbi Sanit di Jakarta, Selasa (7/5).
Menurut Arbi, kader karbitan tersebut juga akan membuat partai mati, karena tidak adanya sikap setia dan tidak komitmen terhadap perintah parpol. Kader tersebut menurutnya berpikiran untuk mendapatkan keuntungan dan perlindungan dari partai tanpa ada niat untuk mengembangkan lembaga tersebut.
"Mereka juga dieksploitasi partai karena mereka diwajibkan memberikan sumbangan berupa dana. Karena itu faktor pendanaan dan popularitas menjadi faktor bagi partai untuk merekrut mereka," ujarnya.