REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) mendukung adanya bank BUMN syariah. Hal ini idealnya tidak hanya cukup dengan menggabungkan bank anak-anak usaha Bank BUMN saja, tetapi juga perlu mengkonversi salah satu bank BUMN menjadi bank syariah.
Sekretaris Jenderal MES, Syakir Sula mengatakan bank syariah yang merupakan anak-anak dari BUMN disatukan menjadi bank umum syariah baru. Kemudian satu bank BUMN dikonversi ke bank syariah. Setelah itu hasil konversi ini dapat mengakuisisi bank hasil gabungan anak-anak usaha tadi.
"Ini baru hasilnya besar. Kalau hanya menggabungkan anak perusahaan, aset tidak akan sampai Rp 100 triliun. Untuk itu perlu langkah selanjutnya," kata Syakir saat ditemui di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (8/5).
Syakir menilai kedua tahap tersebut paling realistis untuk meningkatkan market share perbankan syariah di Indonesia. Namun upaya itu memerlukan persetujuan seluruh stakeholder dan tentunya izin Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
Jika hal itu direalisasi, Syakir optimistis market share akan tumbuh signifikan. Seandainya yang dikonversi adalah bank BUMN terkecil, yakni BTN maka diperkirakan market share mencapai 10 persen. Namun bila yang dikonversi adalah Bank BRI Syariah, maka market share diproyeksi menjadi 20 persen. "Tahap kedua harus dilakukan. Kalau cuma tahap 1 saja, belum dapat mengubah market share," ujarnya.
Selain meningkatkan market share, Bank BUMN syariah, kata Syakir, sangat diperlukan dalam menghadapi persaingan industri perbankan ke depannya. "Kalau ini tidak dilakukan, ketika bank asing masuk ke Indonesia dengan modal ratusan triliun, bisa terinjak-injak habis bank syariah," ucap Syakir.