REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON---Sebuah kelompok senator bipartisan Amerika Serikat mengusulkan peraturan yang akan memblokir akses Iran terhadap cadangan mata uang asingnya yang bernilai miliaran dolar AS.
Usul tersebut merupakan usaha terbaru dari Kongres Amerika Serikat untuk memaksa Republik Islam Iran menghentikan program nuklir yang sedang dibangun.
Para legislator di Washington mengatakan bahwa pemerintah di Tehran menyimpan cadangan devisanya di bank-bank luar negeri untuk menyiasati sanksi Amerika Serikat dan Eropa terhadap penjualan minyak yang telah merusak ekonomi dalam negeri. Sebagian besar dari devisa tersebut berbentuk mata uang euro.
Menurut senator-senator tersebut, Iran mengkonversi devisa senilai 60 sampai 100 miliar dolar ke dalam mata uang lokal untuk membiayai impor dan menyeimbangkan anggaran belanjanya. Usul pemblokiran akses terhadap devisa itu dilakukan karena Amerika Serikat dan Uni Eropa curiga Iran sedang memproses uranium sampai ke tingkat yang dapat digunakan untuk membuat senjata nuklir.
Dalam sebuah pernyataan, kelompok senator itu yakin bahwa institusi finansial di seluruh dunia akan "patuh" untuk menahan transaksi pertukaran mata uang yang melibatkan bank-bank dari Iran yang telah masuk daftar hitam. Institusi yang tidak mengikuti aturan tersebut akan "berisiko dikeluarkan dari pasar finansial di Amerika Serikat," kata mereka.