REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Fenomena gerhana matahari terjadi pada Jumat (10/5) pagi. Beberapa wilayah mengalami Gerhana Matahari Cincin (GMC). Wilayah lainnya akan mengalami Gerhana Matahari Sebagian (GMS).
Tidak ada persiapan khusus dari Observatorim Boscha dalam menyambut GMC. Pasalnya, Indonesia hanya mengalami GMS yang pada dasarnya dapat dilihat dari semua tempat.
Menurut peneliti Boscha yang juga dosen ITB, Moeji Raharto, fenomena GMC terjadi karena bayang-bayang bulan yang menutupi permukaan matahari tidak sampai ke bumi. Sehingga, matahari akan seperti cincin api. Gerhana matahari cincin juga terjadi karena arah pandang ke matahari.
Terkadang, diameter sudut bulan bisa lebih kecil atau besar dari matahari. Jika kecil, maka terjadi gerhana cincin. Sementara kalau sudut bulan lebih besar maka terjadi gerhana matahari total (GMT).