Jumat 10 May 2013 14:31 WIB

Masa Tunggu Ibadah Haji di Yogyakarta Mencapai 13 Tahun

Rep: Yulianingsih/ Red: Heri Ruslan
Jamaah haji Indonesia di Bandara Amir Muhammad, Madinah,Arab Saudi.
Foto: Republika/Natalia Endah Hapsari
Jamaah haji Indonesia di Bandara Amir Muhammad, Madinah,Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Masa tunggu untuk menunaikan ibadah haji di DIY mencapai 13 tahun. Karenanya jika masyarakat mendaftarkan diri untuk ikut ibadaha haji 2013 baru akan berangkat 2026 mendatang.

"Kuota haji di DIY hanya 3.091 kursi dan  daftar tunggu ya 13 tahun. Daftar sekarang berangkat tahun 2026," ujar Kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama DIY, Maskul Haji pada review terhadap pelaksaan sistem informasi komputerisasi haji terpadu (siskohat)

dan Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2013 di Yogyakarta, Jumat (10/5).

 

Review tersebut dihadiri pimpinan BPS BPIH se-Indonesia dan Kepala 15 embarkasi haji.

 

Menurut Maskul Haji, antusias pemerintah daerah untuk mengirimkan pegawai negeri sipil (PNS) melakukan ibadah haji setiap tahun juga meningkat. Tahun ini kata dia, Pemda DIY mengirimkan 23 PNS sebagai petugas haji dan dibiayai dengan APBD setempat. Para petugas daerah ini terdiri atas dokter, petugas kesehatan dan pembimbing daerah.

 

Pihaknya kata Maskul juga intensif melakukan bimbingan terhadap calon jamaah haji di DIY. Calon jamaah haji di setiap kabupaten/kota setiap minggu dikumpulkan untuk bimbingan haji. Biaya ibadah haji tahun ini kata dia telah diputuskan sebesar 3.542 USD melalui embarkasi Solo.

 

Dirjen Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umroh, Anggito Abimanyu dalam kesempatan itu mengatakan, pada 2012 lalu jumlah pendaftar ibadah haji mencapai 1,9 juta orang. Namun saat ini mencapai 2,4 juta orang.

 

"Saya tidak merasa risau selama antrean panjang ini punya kemampuan. Talangan itu berdurasi kurang dari satu tahun, kalau lebih dari itu pinjaman namanya," ujarnya.

 

 

Untuk itu kata dia, pihaknya tengah menyusun integrasi sistem pelayanan haji.

 

Menurutnya, selama ini ada tiga sistem yang diberlakukan dalam pelayanan ibadah haji. Sayangnya ketiga sistem ini tidak terintegrasi. Karenanya saat ini tengah disusun sistem bersama untuk integrasi layanan haji yang transparan dan up to date.

 

Pasalnya tanpa integrasi ini, pihaknya sering mengalami beda data dengan kantor keimigrasian terkait paspor haji.

 

"Tahun ini sistem informasi haji terintegrasi harus jadi. Pendaftaran, pelunasan haji, dokumen, semua informatif secara real time," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement