REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Staf Umum Rusia menentang intervensi militer di Suriah. Rusia menyebut intervensi militer akan menjadi campur tangan urusan dalam negeri di negara yang dilanda perang.
Wakil Kepala Staf Jenderal Rusia, Kolonel Jenderal Alexander Postnikov, mengatakan Departemen Pertahanan Rusia sepenuhnya mendukung sikap yang disuarakan oleh Presiden Vladimir Putin bahwa Rusia menentang tegas intervensi dalam perang saudara di Suriah untuk menyelesaikan konflik.
"Saya pikir kita akan bersikap lepas tangan selama mungkin," kata Postnikov kepada stasiun radio Ekho Moskvy. ''Segalanya terserah kepada rakyat Suriah untuk memutuskan masa depan negara mereka.''
Sekitar 80.000 orang telah tewas di Suriah sejak awal pemberontakan terhadap Presiden Bashar Assad. Demikian menurut hitungan PBB.
Rusia bersama Cina telah menghadapi kecaman luas karena penolakannya untuk menyetujui sanksi PBB terhadap rezim Bashar.
Moskow telah berulang kali menyatakan tidak memiliki kepentingan dalam melihat Bashar tetap berkuasa. Tetapi, mereka khawatir sanksi sepihak akan menciptakan kekosongan kekuasaan yang akan mengakibatkan lebih banyak kekerasan.