REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Djoko Santoso, panglima TNI 2007-2010, menyatakan siap maju ke pencalonan untuk jabatan Presiden RI lewat Pilpres 2014.
"Insyallah," demikian pernyataan sangat singkat dilontarkan Jenderal TNI (Purn) H. Djoko Santoso menjawab pertanyaan wartawan sekitar apakah ia siap maju sebagai
Capres dalam Pilpres 2014, usai acara Deklarasi Lembaga Indonesia ASA (Adil, Sejahtera, Aman) di Balai Kartini, Jakarta, Senin (20/5) malam.
Dalam acara meriah dihadiri sedikitnya 1.000 orang itu tampak Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tanjung, mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli, mantan Mensos Bachtiar Chamsyah, mantan Pemimpin Umum LKBN ANTARA dan Dirut RRI Parni Hadi dan mantan Wagub DKI Brigjen TNI (Purn) Priyanto.
Djoko Santoso duduk dalam Lembaga Indonesia ASA sebagai Ketua Dewan Pembina, dengan wakilnya Mayjen TNI (Purn) Kurdi Mustofa dan tokoh media Usyamah Hisyam sebagai Direktur Eksekutif.
Kedua tokoh terakhir ini merupakan motor di balik Lembaga ASA, dibantu sejumlah figur lain yang mewakili berbagai sektor kehidupan masyarakat dari ekonomi, politik sampai sosial-budaya.
Mengawali acara, Djoko Santoso menyatakan deklarasi ini bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional ke-105, Senin (20/5/2013). Tanggal 20 Mei 1908 hari bersejarah bagi bangsa Indonesia, yakni dimulainya tekad Kebangkitan Nasional ditandai dengan berdirinya perkumpulan Budi Oetomo dipimpin Dr Wahidin Sudirohusodo.
"ASA dalam terminologi bahasa adalah sebuah harapan. Kita memang membutuhkan suatu harapan menuju Indonesia yang adil, sejahtera dan aman," kata Djoko Santoso dalam pernyataannya tentang ormas yang sudah memiliki perwakilan di berbagai kota di Indonesia ini.
Sejak Sumpah Pemuda pada 20 Mei 1908, situasi yang dihadapi bangsa masih banyak yang belum menggembirakan. Padahal, Indonesia pernah mengalami masa kejayaan pada abad 14 di masa Kerajaan Majapahit dan abad ke-7 pada masa Kerajaan Sriwijaya. Demikian juga dengan reformasi yang sudah berjalan 15 tahun sejak tahun 1998.
"Kita harus akui secara jujur, tanpa mengurangi rasa hormat dan berterimakasih kepada pemimpin bangsa yang memimpin selama ini, dan para mahasiswa yang mencetuskan dan menggelorakan reformasi, reformasi belum berhasil sepenuhnya seperti yang kita harapkan," kata Djoko.
Karena itulah, didirikan Lembaga ASA sebagai gerakan pengusung kembali penegakkan kedaulatan, keadilan, kesejahteraan dan keamanan.
"Konstitusi sudah jelas, tinggal kita melaksanakan saja secara tegas," katanya.
Indonesia mesti berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi dan berkepribadian di bidang kebudayaan, demikian Djoko mengutip politik Trikari Bung Karno.