REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Filipina mengungkapkan tekadnya untuk mempertahankan wilayah Pulau Second Thomas yang juga diklaim Cina sebagai wilayahnya. Hal itu ditegaskan menyusul aksi provokatif kapal-kapal perang Cina yang mengitari pulau yang dijaga militer Filipina tersebut
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Filipina Raul Hernandez mengatakan Kamis (23/5), kapal perang Cina bersama dua kapal patroli dan satu armada kapal nelayan masih berada di dekat dangkalan tersebut.
"Mereka seharusnya tidak berada di sana. Mereka tidak berhak untuk berada di sana.. tak ada seorangpun meragukan kesungguhan rakyat Filipina untuk mempertahankan hak kami di wilayah tersebut," kata Hernandez kepada AFP. "Angkatan Laut dan penjaga pantai kami diberi mandat untuk menegakkan hukum di Filipina."
Cina mengklaim hampir seluruh wilayah Laut Cina Selatan, bahkan perairan yang berada jauh dari daratan negara itu serta kawasan dekat pantai milik negara-negara Asia Tenggara.
Filipina, Vietnam, Malaysia, Brunei dan Taiwan juga mengklaim kepemilikan atas sebagian kawasan lautan yang selama beberapa dekade berpotensi menjadi pemicu konflik militer di kawasan tersebut.
Pulau Second Thomas adalah sekelompok pulau kecil dan karang di Kepulauan Spratly, sekitar 200 km barat laut pulau Palawan, Filipina.
Semua negara yang mengklaim kawasan itu, kecuali Brunei, menempatkan tentara masing-masiing di berbagai pulau dan atol di Kepulauan Spratly untuk menegaskan klaim mereka.