REPUBLIKA.CO.ID, SEPANG -- Maskapai penerbangan tarif murah Air Asia Berhard mencatat kinerja baik di triwulan pertama 2013. Perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 11 persen.
Perusahaan yang berbasis di Malaysia tersebut membukukan pendapatan senilai 1,3 miliar ringgit Malaysia atau Rp 4,18 triliun. "Peningkatan pendapatan ini dipicu oleh tumbuhnya jumlah penumpang sebesar tujuh persen menjadi 5,17 juta penumpang," ujar CEO AirAsia Berhad, Aireen Omar dalam siaran pers yang diterima ROL, Jumat (24/5).
Selain penumpang, pertumbuhan pendapatan juga diperoleh dari kenaikan pendapatan tambahan per penumpang menjadi Rp 135.247 dan bertambahnya kapasitas kursi. Hal ini didorong oleh bertambahnya pesawat perseroan menjadi 66 unit pesawat di Malaysia.
Bertambahnya pesawat meningkatkan kapasitas kursi menjadi sembilan persen. Per kuartal pertama tingkat keterisian penumpang tetap tinggi, yaitu 79 persen.
Laba operasional perseroan tumbuh 6 persen menjadi 254,93 juta ringgit Malaysia atau Rp 820,92 miliar. Hal ini didorong oleh meningkatnya pendapatan dan stabilnya biaya produksi Air Asia. Di samping itu, kinerja bisnis ancillary juga sangat bagus dengan pendapatan sebesar 42 ringgit Malaysia per penumpang atau meningkat sebesar 7 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Aireen menambahkan, bila dihitung dari cost per available seat per kilometer (CASK), konsumsi bahan bakar turun perseroan turun sebesar lima persen menjadi 6,83 sen per MAret 2013. "Namun rata-rata CASK tetap di 13,62 sen karena kenaikan harga bahan bakar," ujarnya.
Air Asia mencatatkan keuangan yang cukup kuat. Cash balance perseroan per kuartal pertama adalah sebesar Rp 6,983 triliun.
“Kedisiplinan dalam hal biaya produksi adalah salah satu faktor yang membuat kami berbeda dari kompetitor," ujar Aireen. Kemampuan menjaga fokus pada model bisnis low-cost menjadi kunci keberhasilan perseroan.