Selasa 28 May 2013 14:17 WIB

Jelang Kemarau, Unpad dan Aqua Bangun Sumur Resapan di Sukabumi

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sejumlah pekerja mengerjakan proyek sumur resapan. (ilustrasi)  (Republika/Agung Fatma Putra)
Sejumlah pekerja mengerjakan proyek sumur resapan. (ilustrasi) (Republika/Agung Fatma Putra)

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Jelang kemarau di Sukabumi, sejumlah upaya dilakukan untuk menyimpan air. Salah satunya dengan membangun sarana water pond atau kolam penampungan air, sumur resapan dan biofori.

Salah satunya dilakukan di Desa Pasawahan, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi. Pembangunan sarana tersebut dilakukan Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung dan perusahaan air minum PT Aqua Golden Misissipi.

Selain itu, pembangunan melibatkan elemen masyarakat seperti Lembaga Alam Lestari Indonesia (LA-LI) dan Lembaga Alam Tropika Indonesia. "Kami menyambut positif hadirnya water pond, sumur resapan, dan biofori,’’ terang Bupati Sukabumi, Sukmawijaya saat meresmikan sarana tersebut, Senin (27/5) sore.

Kehadiran media untuk menyimpan air ini sangat dibutuhkan masyarakat. Terutama ketika masyarakat membutuhkan air di tengah musim kemarau. Ke depan, tuturnya, masyarakat tidak perlu khawatir kekurangan air ketika terjadi kekeringan.

Sukmawijaya mengungkapkan, pembangunan media menyimpan air ini menggunakan teknologi sederhana. Pembangunanya pun melibatkan tenaga ahli dari Unpad yang melakukan penelitian terlebih dahulu.

Lebih lanjut Sukmawijaya mengatakan, keberadaan water pond dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga sekitar. Pasalnya, di atas kolam tersebut dapat dipelihara ikan untuk konsumsi atau kegiatan ekonomi produktif.

Rektor Unpad Ganjar Kurnia yang hadir dalam kesempatan ini mengatakan, pembangunan water pond, sumur resapan, dan biofori merupakan bagian dari pengabdian masyarakat. Hal ini untuk membantu masyarakat dalam membantu mendayagunakan air.

Ganjar menerangkan, masyarakat harus berperan serta dalam mengelola sumber daya alam terutama air. Jika sumber daya alam rusak, maka potensi untuk terjadinya bencana makin besar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement