REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Presiden Austria, Heinz Fischer, mendesak Uni Eropa untuk mengerahkan segala upaya yang mungkin untuk mendukung solusi politik bagi krisis di Suriah dan tidak mengirim senjata kepada oposisi.
Dalam satu wawancara dengan Radio Austria pada Rabu (29/5), Presiden Austria menekankan perlunya bagi Eropa untuk memainkan peran yang lebih efisien dalam menemukan solusi politik bagi krisis di Suriah daripada mengirim senjata. Dia menegaskan bahwa negaranya memainkan peran yang layak terhadap masalah mempersenjatai oposisi Suriah.
Dia berharap bahwa kebijakan itu akan mengarah untuk mencari solusi politik, menghentikan pemberian persenjataan, dan memberikan kesempatan perundingan politik untuk mencapai jalan keluar bagi krisis di Suriah. Fischer menegaskan bahwa unit Suriah ikut beroperasi di dalam Pasukan Pengamat Gencatan Senjata PBB (UNDOF) di wilayah pendudukan Golan, Suriah.
Dalam konteks yang sama, menurut laporan SANA, Jumat (31/5), pejabat Urusan Keamanan Partai Hijau Austria, Peter Pilz, memperingatkan tentang kemungkinan jatuhnya senjata Eropa ke tangan ekstremis yang merupakan bahaya bagi pasukan Austria di Dataran Tinggi Golan, Suriah.
Dalam satu pernyataan kepada surat kabar Die Presse Austria, Pilz menunjuk bahwa sejumlah besar senjata, yang datang dari Libya, memasuki Suriah dan mencapai kalangan gerilyawan. Austria menentang keputusan Eropa mencabut larangan dan memberikan senjata kepada kelompok-kelompok teroris bersenjata di Suriah.