Senin 03 Jun 2013 13:05 WIB

1,5 Juta Anak di Bawah Umur Bekerja dalam Kondisi Berbahaya

Bendera Brasil
Foto: blogspot.com
Bendera Brasil

REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO --  Lebih dari 1,5 juta anak di bawah umur bekerja dalam kondisi berbahaya di Brasil, demikian laporan harian nasional O Globo pada Ahad (2/6).

Sebanyak 1,56 juta sampai 1,97 juta anak yang berusia di bawah 18 tahun di Brazil melakukan pekerjaan berbahaya, kata satu studi nasional mengenai rumah tangga --yang diselenggarakan oleh pemerintah. Di Brasil terdapat sebanyak 3,7 juta anak di bawah umur yang bekerja.

Sejumlah anak bahkan bekerja di tempat penyembelihan hewan dan pemakaman, kata satu studi oleh organisasi non-pemerintah, Brasil Reporter.

Untuk menghapuskan pekerja anak, Brasil telah menerapkan program yang menawarkan subsidi buat rumah tangga yang berada di bawah garis kemiskinan.

"Itu tidak cukup," kata Lelio Bentes, Menteri di Komite Pengadilan Tinggi Tenaga Kerja dan Koordinator Hukum Komite Tenaga Kerja Brazil bagi Penghapusan Pekerja Anak, sebagaimana dikutip Xinhua.

Data resmi memperlihatkan rasio tenaga kerja anak telah turun jadi 8,3 persen pada 2011 dari 19,6 persen pada 1992, meskipun banyak anak yang berusia lima sampai 17 tahun terus dieksploitasi di negeri itu.

Banyak ahli pesimistis mengenai rencana pemerintah untuk menghapuskan pekerja anak paling lambat pada 2015. "Kita takkan bisa mencapai sasaran itu," kata Bentes.

Ia menyatakan kebanyakan kegiatan penanggulangan berada di pertanian keluarga guna mengakhiri pekerja anak. Bentes menegaskan perlunya bagi "strategi baru".

Ada sebanyak 215 juta tenaga kerja anak di seluruh dunia, separuh dari mereka melakukan pekerjaan tidak sah atau berbahaya, kata Organisasi Buruh Internasional. Lembaga itu telah menyerukan penghapusan pekerja anak di seluruh dunia paling lambat pada 2016.

Satu konferensi internasional mengenai anak direncanakan diselenggarakan di Ibu Kota Brazil, Brasilia, pada Oktober.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement