REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan menolak pembangunan pusat perbelanjan baru di kawasan komersial, Taksim. Ia lebih memilih sebuah masjid dibangun di area tersebut.
"Anda tidak bisa membuat pusat perbelanjaan di sini. Yang bisa dibangun, museum atau bangunan yang bisa digelar berbagai kegiatan," kata dia seperti dikutip Huriyet Daily News, Selasa (4/6).
Erdogan juga mengusulkan penghancurkan pusat kebudayaan Ataturk (AKM), lalu menggantinya dengan gedung opera dan masjid. "Masjid akan dibangun di sana tanpa atau dengan persetujuan oposisi," kata dia.
Komentar Erdogan itu mendapat respon penduduk oposisi dengan menggelar aksi protes. Mereka sempat menduduki Taksim sebelum akhirnya dibubarkan secara paksa oleh kepolisian Turki.
Aksi protes ini merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, Erdogan menyayangkan aksi tersebut. Apalagi ketika para demonstran menyebutnya diktator.
"Anda membakar, merusak tokoh. Apakah itu demokrasi," kata dia.