REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Memasuki masa tanam, para petani di Kabupaten Cirebon diimbau untuk mewaspadai serangan hama sundep dan ganjur. Jika tidak diantispasi, maka tanaman padi terancam mengalami gagal tanam.
Wakil Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip Abu Bakar, mengatakan, kewaspadaan itu dikarenakan serangan hama sundep dan ganjur memiliki siklus tahunan dalam serangannya. Biasanya, serangan kedua macam hama tersebut terjadi sekitar Juni. ‘’Hama sundep dan ganjur berbahaya bagi tanaman padi,’’ kata Tasrip, Selasa (4/6).
Tasrip mengatakan, jika menyerang tanaman padi pada fase vegetatif (sebelum berbunga), maka hama yang juga dikenal dengan istilah hama penggerek batang tersebut akan membuat daun padi berwarna kuning. Semakin berat serangan sundep, maka warna kuning pada daun akan semakin merata.
Selain itu, pucuk batang yang digerek pun akan menjadi kering sehingga mudah dicabut. Bila pucuk tersebut dicabut, maka akan terlihat bekas gerekan dan kadang-kadang larva masih terdapat pada pangkal batang. ‘’Untuk mengantisipasinya, petani harus melakukan penyemprotan dengan pestisida yang tepat,’’ tegas Tasrip.
Menurut Tasrip, serangan hama sundep dia ntaranya dipengaruhi oleh kondisi iklim yang lembab. Apalagi, saat ini sedang terjadi pergantian musim dari hujan ke kemarau. Dalam kondisi iklim seperti itu, hama sundep menjadi cepat berkembang biak.
Tasrip menjelaskan, saat ini sekitar 40 persen areal tanaman padi di berbagai daerah di Kabupaten Cirebon rata-rata berumur antara 1 – 15 hari. Sedangkan sisanya, masih berupa persemaian dan akan serentak melakukan tutup tanam pada 15 Juni mendatang.