REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kepala staf Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan dua senator AS berpengaruh pada Jumat mengatakan mereka bertekad akan membuat rencana untuk menutup penjara militer di Teluk Guantanamo, Kuba.
Dengan demikian, mereka akan memenuhi janji yang dinyatakan Obama melalui kampanye yang sudah berlangsung lima tahun tentang penutupan penjara Guantanamo.
"Kami tetap yakin bahwa kepentingan nasional kita adalah mengakhiri penahanan di Guantanamo dengan aman dan peralihan tahanan secara tertib ke lokasi-lokasi lainnya," kata kepala staf Gedung Putih Denis McDonough, Senator Dianne Feinstein dan Senator John McCain dalam pernyataan bersama.
"Kami berkeinginan untuk bekerja, dengan rencana yang bersama-sama ditentukan oleh Kongres dan pemerintah, untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna mewujudkan (penutupan itu, red)," kata ketiganya setelah mengunjungi penjara Guantanamo.
Penjara tersebut telah digunakan Amerika Serikat untuk menahan musuh-musuh petempur dan para tersangka teroris tak lama sejak terjadinya serangan 11 September 2001. Selama pantauan mereka ke fasilitas tersebut, ketiga tokoh itu mengunjungi kamp dengan pengamanan maksimum, Kamp 7.
Di kamp tersebut terdapat 15 "tawanan bernilai tinggi" yang dikirimkan ke Guantanamo pada tahun 2006 dari penjara-penjara CIA di luar negeri, demikian menurut seorang sumber yang memiliki informasi tentang kunjungan.
Pentagon telah meminta Kongres menganggarkan dana untuk mengganti gedung penjara. Feinstein, tokoh Demokrat yang mengepalai Komite Intelijen Senat, dan McCain, tokoh sangat penting partai Republik di Komite Layanan Bersenjata Senat yang mengalami kekalahan dari Barack Obama dalam pemilihan presiden tahun 2008, telah sekian lama terlibat dalam perdebatan tentang perlu tidaknya penjara Guantanamo ditutup.
Namun para anggota parlemen AS lainnya telah menghalangi langkah untuk menutup penjara Guantanamo. Mereka berpendapat pemerintah AS belum memberikan alternatif yang memuaskan tentang apa yang akan dilakukan terhadap para tahanan.
Para tahanan telah mengeluhkan terjadinya kekerasan dan penyiksaan di penjara tersebut --tuduhan yang dibantah Washington. Para pegiat hak asasi manusia serta pengamat internasional telah melancarkan kritik terhadap penggunaan penjara tersebut pemerintah AS.
Dalam pernyataan bersama mereka, Mc Donough, McCain dan Feinstein mengatakan para tahanan diperlakukan "secara aman dan dengan hormat."
Obama, yang pada kampanye pemilihan presiden tahun 2008 menjanjikan akan menutup penjara Guantanamo, bulan lalu berjanji akan menghapus larangan yang dikenakan terhadap pemindahan tahanan dari Yaman ke penjara Guantanamo.
Hal itu menjadi salah satu hambatan terbesar untuk mengosongkan kamp tahanan tersebut. Dari 86 tahanan yang telah diizinkan untuk dipindahkan atau dibebaskan, 56 di antaranya berasal dari Yaman, tempat keberadaan al Qaeda yang berbahaya.
Lebih dari 100 tahanan di Guantanamo telah bergabung melancarkan mogok makan sebagai protes atas kegagalan penentuan nasib mereka setelah ditahan selama satu dekade. Sebanyak 41 di antara mereka dipaksa makan melalui pipa yang dimasukkan ke hidung dan ke arah perut karena mereka banyak kehilangan berat badan.
Pejabat-pejabat yang berkunjung ke penjara Guantanamo seperti biasanya memulai pemantauan dengan mendengarkan penjelasan yang diberikan oleh Laksamana Muda John Smith, dilanjutkan dengan pemantauan ke fasilitas tahanan utama, yaitu Kamp 5 dan Kamp 6, tempat sebagian besar tahanan tinggal.
Mereka juga diperlihatkan fasilitas-fasilitas kesehatan bagi para tahanan, termasuk rumah sakit dan unit kesehatan perilaku serta fasilitas-fasilitas pendukung seperti barak-barak tempat pasukan tinggal dan dapur tempat makanan dimasak, baik bagi tahanan maupun para prajurit AS.
Salah satu tempat terakhir yang dikunjungi adalah kompleks peradilan angkatan laut, termasuk ruang sidang tempat pengadilan militer dilangsungkan.