REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Ketua Forum Rektor Indonesia Prof Dr Laode M Kamaludin mengatakan perlu mewaspadai 70 juta suara potensi Golongan Putih.
"Dari observasi yang dilakukan, generasi
golput itu berumur 40 tahun ke bawah dan terkonsentrasi pada usia 30 tahun," kata Laode Kamaluddin di sela-sela kunjungannya di Makassar, Minggu.
Menurut dia, potensi golput itu akan terus bertambah dengan kecenderungan masyarakat kurang mempercayai lagi calon legislator atau eksekutor yang masuk bursa pencalonan.
Dia mengatakan fenomena itu sudah terlihat pada beberapa daerah saat menggelar Pilkada, diantaranya di Jawa Tengah yang angka golputnya mencapai 50 persen.
"Apabila jumlah golput ditambah dengan kertas suara yang rusak, jumlahnya mencapai 52 persen," katanya.
Dengan demikian, lanjut dia, pemenang Pilkada hanya memenangkan suara minoritas.
Kondisi serupa juga terjadi di Medan dan beberapa daerah lainnya di Jawa.
Berkaitan dengan hal tersebut, Laode Kamaluddin mengatakan, tantangan KPU untuk menekan angka Golput pada Pilpres 2014, sehingga partisipasi masyarakat dalam berdemokrasi dapat optimal.
Tantangan lainnya, adalah menghadapi era generasi "cyber" yang sangat erat hubungannya dengan "global networking".
"Yang kemudian kurang peduli lagi dengan persoalan NKRI dan kurang peka dengan kondisi sosial di sekitarnya, termasuk persoalan demokrasi. Ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk menyelamatkan generasi bangsa," katanya.
sumber : Antara