REPUBLIKA.CO.ID, JATINANGOR -- Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Arab Saudi sangat kompleks. Angota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sofyan Yahya menduga aksi rusuh TKI di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI), Jeddah, Arab Saudi karena bertumpuknya masalah TKI di sana.
Sofyan yang membidangi bidang ketenagakerjaan ini menilai seharusnya moratorium pengiriman TKI masih berlaku. Namun, yang terjadi pengiriman terus terjadi lewat modus seperti umrah.
"Banyak mafia yang bermain," katanya saat ditemui di Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) , Jatinangor, Jawa Barat, Senin (10/6).
Selain itu, faktor orang asli Arab Saudi turut memicu pelanggaran moratorium. Saat moratorium pertama kali dilakukan, warga Arab Saudi yang memakai jasa TKI sangat kelabakan.
"Ketergantungan mereka terhadap orang asing sangat tinggi," ujar Sofyan.
Untuk itu, ia meminta ketegasan pemerintah dalam menjalankan moratorium. Kejadian meninggalnya satu TKI dalam aksi rusuh di KBRI Jeddah, Ahad (9/6) kemarin harus jadi peringatan keras pemerintah.
"Berkali-kali saya bilang jangan kirim pekerja rumahan, kirim pekerja formal," kata senator asal Jawa Barat ini.