Selasa 11 Jun 2013 17:10 WIB

Menko Perekonomian: MP3EI Hadapi Tantangan

Rep: Rr. Laeny Sulistyawati / Red: Djibril Muhammad
Hatta Rajasa
Foto: Antara
Hatta Rajasa

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian Hatta Rajasa menyebut Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) menghadapi tantangan.

Hatta menyebutkan, MP3EI adalah dokumen yang memiliki visi ke depan yaitu pada 2025 mendatang dan pelaksanaannya sudah dilakukan sejak diluncurkan pada 27 Mei 2011.

Dia menjelaskan, sejak MP3EI diluncurkan, nilai total investasi sebesar Rp 4.713 triliun dan ada 1.203 proyek. Sementara itu nilai investasi sektor riil sebanyak Rp 2.295 triliun dan ada 330 proyek.

"Sejak MP3EI diluncurkan, banyak kemajuan (yang dicapai), tetapi ada tantangan," ujarnya saat pembukaan Rapat Koordinasi (Rakor) MP3EI Koridor  Kalimantan di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (11/6).

Ada tiga pilar utama MP3EI yang menjadi yang disebutkan Hatta. Pilar pertama yaitu mengembangkan pembangunan di enam koridor utama, agar terjadi keseimbangan. Pihaknya tidak ingin pembangunan terpusat di Jawa saja.

Hatta memaparkan, kontribusi produk domestik bruto (GDP) dari Pulau Jawa terhadap PDB Indonesia secara keseluruhan yaitu sebesar 57,7 persen. Namun sumbangan GDP dari Pulau Kalimantan kurang dari 10 persen, bahkan Pulau Sulawesi kurang dari lima persen.

"Kalau dibiarkan, maka investor memilih di Jawa. Pekerja di Jawa juga terampil," tuturnya.

Belum lagi era masyarakat ekonomi ASEAN (AEC) yang akan terjadi pada 2015. Hatta menegaskan, semua pihak harus siap menghadapinya agar tidak terjadi gap. Pihaknya menarget, selain keseimbangan, pemerataan pembangunan juga dapat dipenuhi.

Efeknya, kesenjangan semakin berkurang. Pilar kedua yaitu konektivitas yang  menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan, kawasan investasi dengan daerah lain sehingga terjadi akselerasi. "Ini penting, oleh sebab itu kita lakukan kerja kelompok," ucapnya.

Adapun pilar ketiga MP3EI adalah sumber daya manusia (SDM) yang menjadi tumpuan SDM dan kemampuan bekerja yang ditingkatkan. Dia menegaskan, tanpa SDM yang memadai maka keberhasilan MP3EI tidak mungkin terjadi.

Untuk itu, dia melanjutkan, harus ada pengawalan dari sisi regulasi, karena regulasi bisa mengubah kebijakan yang menghambat keberhasilan (Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia).

"Karena MP3EI bertujuan untuk percepatan dan perluasan, maka kita harus jemput bola untuk menyelaraskan aturan itu," ujarnya.

Dia menargetkan proyek-proyek yang telah ditetapkan dapat terus ditingkatkan sehingga dapat menjadi kenyataan. Di antara upaya peningkatan itu, dia menekankan akan potensi investasi.

"Ini juga penting untuk dilakukannya pengecekan dana triliunan rupiah. Ada potensi akselerasi yang sangat besar," tuturnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement