REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala MAN I Yogyakarta, Imam Sujangi menilai adanya diskriminasi terhadap lulusan MA terkait SNMPTN di Universitas Gadjah Mada (UGM). Ini karena tidak adanya lulusan MA yang masuk ke UGM untuk tahun ini.
Padahal, kata Imam, hampir setiap tahun setidaknya ada 20 lulusan madrasah tersebut yang diterima di UGM. Bahkan pada 2012 siswa yang diterima mencapai 25 orang. Sayangnya, tahun ini tidak satu pun lulusannya yang diterima di sana.
UGM sendiri menampik bila mereka melakukan diskriminasi terhadap siswa lulusan mandrasah. Kepala Humas UGM, Wijayanti mengatakan memberikan kesempatan yang sama antar lulusan SMA dan MA untuk masuk ke UGM.
"Mekanismenya sama untuk semua lulusan SMA atau MA dan tidak ada diskriminasi, ini semua hanya masalah nilai saja," kata Wijayanti.
Namun ia mengakui akan melakukan tranparansi terkait hasil nilai lulusan yang telah berhasil masuk dengan cara SNMPTN. Ini sebagai bahan evaluasi penerimaan mahasiswa baru.
Hal senada disampaikan Dikti Kemendikbud Djoko Santoso. Djoko mengungkapkan tidak pernah ada sikap diskriminasi terhadap siswa lulusan MA. Semua diberlakukan sama dengan standar masuk nilai lulusan yang sama pula.
Terkait tidak adanya siswa lulusan MA Yogyakarta yang masuk ke UGM, menurut Djoko, lebih pada standar nilai. Bukan karena masalah dikriminasi. Ia pun menghimbau agar madrasah memahami hal tersebut. Namun ia berjanji akan tetap transparan terkait seleksi yang dilakukan di setiap PTN agar tidak memunculkan kesalahpahaman antar lulusan SMA dan MA.