Kamis 20 Jun 2013 18:14 WIB

Polisi Ringkus Pembuat Uang Palsu

Uang palsu, ilustrasi
Foto: Antara
Uang palsu, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, TEMANGGUNG -- Kepolisian Resor Temanggung berhasil meringkus seorang pembuat uang palsu di Dusun Krajan, Desa Rejosari, Kabupaten Temanggung. Kasubbag Humas Polres Temanggung AKP Marino di Temanggung, Kamis (20/6), mengatakan tersangka pembuat uang palsu yakni Sutardi (41 tahun) warga Bukit Beringin, Kecamatan Bangka Barat, Kabupaten Maringin, Provisi Jambi.

Tersangka sengaja datang ke Dusun Krajan, Desa Rejosari, Kecamatan Pringsurat untuk membantu saudaranya memproduksi uang palsu. "Tersangka sengaja datang ke rumah kakaknya membantu membuat uang palsu. Tersangka bertugas mencetak uang palsu," ucapnya.

Ia mengatakan, tersangka berhasil dibekuk petugas Polres Temanggung setelah kakak kandung tersangka, Warto Prio Utomo (43) tertangkap oleh petugas Polres Semarang. Ia menyebutkan, dari tangan tersangka petugas Polres Temanggung berhasil mengamankan 21 lembar uang palsu pecahan Rp 50.000, dua buah telepon seluler, dan sebuah tas warna hitam yang berisi alat-alat serta berkas-berkas penting milik tersangka.

"Barang-berang tersebut kami sita sebagai barang bukti untuk penyelidikan lebih lanjut," ujarnya. Sutardi mengatakan, terpaksa memenuhi permintaan kakaknya yang sekarang mendekam di Polres Semarang, karena terdesak kebutuhan ekonominya.

Ia mengaku baru seminggu ikut kakaknya memproduksi uang palsu. Sebelumnya dia dijanjikan akan mendapat uang yang lebih banyak dari upahnya sebagai buruh kebun karet di Jambi. Perbuatan tersangka dijerat Pasal 26 ayat (2) UU RI Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang Jo Pasal 55 KUHP dengan ancaman pidana penjara paling lama 10 tahun dan pidana denda paling banyak Rp10 miliar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement