REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penempatan dana perbankan di fasilitas simpanan Bank Indonesia (Fasbi) pada April 2013 menurun drastis sebesar dari periode yang sama tahun lalu. Pengamat menilai hal tersebut disebabkan oleh penyaluran kredit yang kencang.
Berdasarkan data Statistik Perbankan April 2013 yang dirilis BI, penyaluran dana bank umum meningkat dari Rp 3.693,57 triliun di April 2012 menjadi Rp 4.279,17 triliun di April 2013. Penyaluran kredit meningkat dari Rp 2.334,21 triliun di April 2012 menjadi Rp 2.844,81 triliun di April 2013. Sementara itu, penempatan di Fasbi turun signifikan dari Rp 149,5 triliun di April 2012 menjadi Rp 49,26 triliun di April 2013.
Kepala Ekonom Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII), Juniman, mengatakan penurunan penyimpanan dana di Fasbi disebabkan oleh penyaluran kredit yang kencang. "Penyaluran kredit yang kencang membuat LDR naik signifikan sehingga likuiditas yang menganggur makin tipis," ujar Juniman, Jumat (21/6).
Selain itu, bunga Fasbi yang cenderung kecil membuat bank melakukan diversifikasi dan lebih memilih menempatkan likuiditas mereka di obligasi korporasi yang yieldnya lebih tinggi. "Kalau tidak perlu-perlu amat, mereka tidak menempatkan di Fasbi. Kalau urusan mendadak saja," ujar Juniman.
Penempatan dana bank di bank lain pada April 2013 sebesar Rp 201,7 triliun, meningkat dari April 2012 yang sebesar Rp 159,21 triliun. Sementara itu, penempatan di SBI meningkat tipis dari Rp 93,89 triliun di April 2012 menjadi Rp 98,32 triliun di April 2013. Penempatan di Obligasi meningkat dari Rp 254,93 triliun di April 2012 menjadi Rp 298,10 triliun di April 2013.
Penempatan di Fasbi diprediksikan akan meningkat kembali. Awal Juni lalu, BI menaikkan Fasbi Rate dari 4 persen menjadi 4,25 persen. Juniman mengatakan sejak Fasbi Rate dinaikkan, penempatan dana meningkat. Hingga Juni 2013, penempatan dana di Fasbi menembus Rp 70 triliun.
Peningkatan penempatan dana di Fasbi juga disebabkan oleh kondisi pasar modal yang tengah bearish. Fasbi diperkirakan akan terus meningkat menembus angka Rp 100 triliun jika BI menaikkan lagi Fasbi Rate nya sebanyak 25-50 basis poin.
Presiden Direktur Bank OCBC NISP Tbk, Parwati Surjaudaja, mengatakan pihaknya lebih memilih menempatkan kelebihan dana di SBI dan Obligasi pemerintah. "Kami tidak ada penempatan di Fasbi," ujar Parwati.
Direktur Treasury & Capital Market, PT Bank CIMB Niaga Tbk, M Fadzil, mengatakan posisi Fasbi pada akhir Maret 2013 cukup besar karena ada ada dana corporate action nasabah yang cukup besar ditempatkan di CIMB Niaga. CIMB Niaga menempatkan dana jangka pendek tersebut di Fasbi.
"Setelah dana tersebut keluar dari CIMB Niaga, otomatis penempatan dana di fasbi juga berkurang dan itu terlihat pada posisi Fasbi di akhir April 2013 yang lebih kecil," ujar Fadzil. Penempatan di Fasbi atau instrumen BI lainnya disesuaikan dengan kebutuhan likuiditas dan cashflow bank.