REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Hujan gerimis tidak menyurutkan ribuan pengendara sepeda motor dan mobil untuk antre di sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), Jumat (22/6) malam WIB.
Antrean terjadi sejak Maghrib hingga menjelang tengah malam ini. Bahkan tumpukan kendaraan pun terus terjadi hanya untuk membeli BBM dengan harga Rp 4.500 per liter sebelum harganya naik menjadi Rp 6.500 per liter terhitung sejak Sabtu, (22/6) pukul 00.00 WIB.
"Saya sudah antre sekitar satu jam yang lalu dan gerimis lagi, tetapi sampai saat ini belum juga mendapatkan bensin, karena antrean pun sangat panjang. Saya berharap bisa mendapatkan bensin dengan harga lama," kata penarik ojek, Rudiansyah di Kota Sukabumi, Jumat malam.
Selain pengendara motor, pengendara mobil pun mengeluh karena pembelian BBM subsidi, khususnya untuk jenis premium dibatasi. Pembatasan itu agar seluruh konsumen bisa mendapatkan BBM dengan harga lama.
Beberapa SPBU pun sudah ada yang kehabisan persediaan premium dan solar, sehingga harus menutup sejak awal.
Menurut Wakil Ketua Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas), Yudha Sukmagara peningkatkan jumlah konsumen BBM sudah terjadi sejak Senin (17/6). Namun, dari Selasa (18/6) hingga Kamis (20/6) jumlah pembeli berkurang karena belum ada kepastian menaikan harga BBM bersubsidi.
"Kami pun sudah mengintruksikan kepada seluruh pengelola SPBU agar tidak melayani pembelian dengan jerigen dan tidak menjual dalam jumlah yang besar kepada setiap konsumen agar seluruh pengendara yang antre bisa mendapatkan BBM dengan harga lama," kata Yudha.