REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Ahad (24/6) melepasliarkan Andatu, bayi badak Sumatera di Taman Nasional Way Kambas Lampung Timur, bertepatan dengan satu tahun kelahiran binatang tersebut.
Sejak dilahirkan dari rahim induknya Ratu, pada 23 Juni 2012, Andatu bersama sang induk tinggal di Suaka Rhino Sumatera (SRS) dan diamati dengan intensif oleh pawang dan dokter hewan.
Menhut mengungkapkan, Andatu merupakan anak badak hasil perkawinan dari pasangan badak Sumatra jantan bernama Andalas yang lahir di Kebun Binatang Cincinnati USA tahun 2001 dan badak Sumatra betina bernama Ratu, asli dari Taman Nasional Way Kambas.
"Proses kelahiran Andatu tidaklah mudah tetapi melalui berbagai upaya yang panjang dan sulit," kata Zulkifli.
Perjodohan dan perkawinan kedua induk badak sumatera ini terbilang sulit, tambahnya, badak Andalas yang didatangkan ke Suaka Rhino Sumatra (SRS) dari Kebun Binatang Cincinnati USA pada tahun 2007 telah mengalami adaptasi dan proses pendewasaan selama 2 tahun sebelum mulai dipasangkan dengan Ratu.
Selama dalam masa kehamilan Ratu dan proses kelahiran, induk dan anak Badak Sumatra ini dirawat, diperiksa dan dimonitor secara intensif oleh tim perawat dan dokter hewan dari dalam negeri (YABI dan Taman Safari Indonesia) maupun luar negeri (International Rhino Foundation/IRF). Selain itu juga dari Kebun Binatang Cincinnati, USA; Toronga Conservation Society (WPZ) Australia, serta White Oak Conservation Centre (USA).
Menteri menyatakan, badak Sumatra merupakan hewan yang terancam punah dan diperkirakan hanya sekitar 200 ekor yang masih hidup di habitat aslinya. "Indonesia memiliki dua jenis Badak dari 5 jenis badak yang masih tersisa di dunia, yaitu badak Jawa dan badak Sumatra," katanya.