REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Menteri Agama Suryadharma Ali menegaskan pemotongan kuota jamaah haji Indonesia berlangsung seimbang. Jamaah haji reguler dan jamaah haji plus sama-sama dipangkas 20 persen. Namun, tidak ada satu kelompok yang dirugikan lebih besar dari yang lain.
"Kalau misalnya ada usulan jamaah plus ditunda saja seluruhnya maka itu akan membuat kerugian makin besar di pihak kita," kata Menag menanggapi wartawan dalan jumpa pers, Ahad (23/6) di Jeddah. Pemotongan kuota jamaah haji akibat perluasan Masjidil Haram menyangkut. Sebanyak 194 ribu jamaah reguler Indonesia dan 17 ribu jamaah plus.
Sebelumnya, muncul usulan dari biro perjalanan haji dan umroh, Maktour, yaitu menunda keberangkatan seluruh jamaah Ongkos Naik Haji (ONH) Plus di tahun haji 2013. "Saya menilai lebih bagus jamaah plus tidak usah (berangkat) tahun ini," kata Direktur Maktour Muhammad Rocky, di Wisma Haji Makkah, Ahad (23/6).
Ada tiga pertimbangan mengapa Maktour mengusulkan hal tersebut. Pertama, Maktour khawatir kenyamanan dan pelayanan haji plus tahun 2013 akan sangat terganggu. Ini akibat proyek perluasan Masjidil Haram yang ternyata memakan lintasan tawaf di lantai dasar sehingga menjadi sangat sempit.
Kedua, kata Muhammad, masyarakat agar mendapat informasi yang mumpuni soal penyebab pemotongan kuota haji tahun ini. Terakhir, sambungnya, terlepas dari isu kenyamanan dan pelayanan maksimal, jamaah haji plus baru akan berangkat tahun haji 2014 dengan syarat kuotanya ditambah 20 persen sebagai kompensasi pemotongan 2013. "Jamaah plus tidak usahlah. Kasih ke jamaah reguler dulu saja," kata Muhammad lagi.
Ia mengkhawatirkan umpan balik dari jamaah plus ketika melihat Makkah dan Masjidil Haram yang sedang dalam pembangunan total ini. Alih-alih mendapat respons positif, Maktour melihat respons jamaah plus bisa negatif terhadap kualitas pelayanan biro haji itu karena situasi pembangunan.
Dari pantauannya di Masjidil Haram, Muhammad mengkawatirkan betul keselamatan jamaah haji baik plus maupun reguler. Sebab, pembangunan perluasan memakan sepertiga lintasan di sebelah utara Kabah. Dengan situasi ramai umrah saja, jamaah harus berdesak-desakkan berjibaku untuk bisa mengitari Kabah. "Bayangkan kalau musim haji tiba. Ada tiga juta jamaah di Masjidil Haram yang harus mengitari Kabah dengan lintasan yang menciut. Saya risau, nih," katanya.
Muhammad juga mengatakan kalaupun memangkas jamaah plus itu akan membuat situasi rumit. Maktour belum memutuskan untuk memotong jamaah plus dari urutan yang mana. Berbeda dengan pemerintah yang sudah memutuskan tiga kriteria jamaah yang ditunda keberangkatannya tahun ini.
Selain itu kata Muhammad akan sukar mengatur jumlah jamaah plus yang dipotong dari biro-biro perjalanan kecil. Membuat konsorsium dari biro kecil ini juga sukar karena berbeda-beda soal pemondokan, transportasi, hingga ustaz pembimbing.