REPUBLIKA.CO.ID,QUITO -- Pemerintah Ekuador akan mempertimbangkan memberi suaka politik kepada Edward Snowden. Perlindungan warga asing tersebut menyusul perburuan Amerika Serikat (AS) terhadap pembocor dokumen intelijen.
Menteri Luar Negeri Ekuador Ricardo Patino mengatakan, keputusan untuk melindungi Snowden akan diprioritaskan. Pemerintahan di Ibu Kota Quito, punya komitmen melindungi siapa pun yang berekspresi.
''Kami (Ekuador) punya prinsip tidak egois. Kami bertindak dalam kepentingan warga dunia. Beberapa negara lain terlalu egois dengan prinsip-prinsipnya,'' kata Patino, seperti dilansir Aljazeera, Senin (24/6).
Pernyataan Patino memungkinkan permintaan perlindungan Snowden terpenuhi.Kebijakan Ekuador akan menjadikan negara ini sebagai negara paling aman bagi para pembobol dokumen rahasia negara-negara adidaya.
Tahun lalu, Ekuador juga memberikan perlindungan penuh terhadap Pendiri WikiLeaks Julian Assange. Assange hingga kini, masih berada di Kantor Kedutaan Besar Ekuador di London. Pria Australia itu diburu Inggris dan Swedia serta AS lantaran kasus serupa.
Langkah Snowden meminta perlindungan dari Ekuador juga atas saran Assange. Keduanya menjadi objek dari ''pemburu'' yang sama. Sementara perburuan terhadap Snowden masih dilakukan Pemerintah AS.
Snowden dituduh Badan Keamanan Nasional AS (NSA) mencuri properti intelijen berupa dokumen penyadapan internasional yang dilakukan oleh Badan Intelijen AS (CIA). Pria 30 tahun itu berada di Hongkong saat mempublikasikan dokumen-dokumen tersebut.
Pengadilan Federal di Negara Bagian Virginia menetapkannya sebagai buron sejak Mei. Washington mendesak Hongkong dan Beijing mengekstradisi Snowden saat Sabtu (22/6). Hongkong tidak merespon.
Snowden memilih hengkang dari Hongkong dan terbang ke Rusia saat Ahad (23/6). Washington marah dan mengkritik Hongkong tidak punya komitmen kerjasama. Padahal kedua negara punya perjanjian ekstradisi yang disepakati 1998 silam.