Selasa 25 Jun 2013 19:32 WIB

Di Jatim, Belum Terpantau Penimbunan Komoditi

Rep: Andi Ikhbal/ Red: Djibril Muhammad
Sembako di pasar tradisional (Ilustrasi)
Foto: infogress.com
Sembako di pasar tradisional (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kenaikan tarif Bahan Bakar Minyak (BBM) dan momen menjelang bulan puasa menjadi alasan pedagang menaikan harga komoditi pangan. Namun, belum terpantau adanya penimbunan di gudang pemasok barang.

Kepala PD Pasar Wonokromo, Irul mengatakan, berdasarkan pengakuan pedagang, kenaikan tersebut dikarenakan harga yang ditetapkan tengkulak sudah tinggi.

Namun, dia mengklaim, tidak ada penimbunan barang yang sengaja dilakukan untuk memanfaatkan momen tersebut. "Pedagangan juga tidak ada yang nakal memainkan harga," kata Irul, Selasa (25/6).

Pantauan Republika, rata-rata harga kebutuhan pangan di Pasar Wonokromo memang merangkak naik. Seperti harga beras IR 64 yang mencapai Rp 8.700, kualitas premium Rp 9.000. Sedangkan harga cabai kini mencapai sekitar Rp 32 ribu per kilogram dan bawang Rp 25 ribu.

Menurut pangakuan seorang pedagang, Asih (48), harga tersebut masih tergolong fluktuatif. Bila hari ini naik, besok harga bisa saja turun, dan lusa belum tentu bisa dipastikan berapa kisarannya.

Pengelola pasar pun menyiasati perubahan harga itu dengan memasang papan monitoring daftar harga terbaru. "Jadi kalau ada pedagang yang nakal, bisa ketahuan," ujarnya.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya, Agus Eko mengatakan, sejauh ini belum terpantau adanya upaya penimbunan barang seperti beras, gula, tepung dan minyak goreng.

Namun, untuk keempat komoditas tersebut, sejak Sabtu (16/6) lalu hingga H+10 ramadhan, pihaknya sudah menggelar operasi pasar.

Dia menyebutkan, beberapa harga seperti beras, minyak goreng, gula naik Rp 1.000, sedangkan telur dan bawang Rp 2.000. Hanya cabai yang meningkat hingga Rp 5.000. Bila sebelumnya hanya empat titik operasi pasar, kini pihaknya menambah jadi enam di antaranya, Pasar Wonokromo, Soponyono Baru, Balongsari, Tambakrejo, Penggirian, Kenjeran.

Sedangkan Kepala Bulog Divre Jatim, Rusdianto menambahkan, telah menjual sembako murah untuk beras kualitas premium dengan harga Rp. 7.600/kg. Namun, adanya bantuan ongkos angkut sebesar Rp 250/kg dari Pemprov Jatim, maka beras dijual lebih murah dengan harga Rp 7.350/kg.

Menurut dia, subsidi itu dinilai tepat dalam meredam gejolak kenaikan harga kebutuhan pokok. Adapun bantuan serentak dilakukan diseluruh Jawa Timur di 136 titik pasar mulai 15 Juni hingga 5 Agustus. Total jumlah beras yang dikucurkan sebanyak 50 ton.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement