REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyambut baik diluncurkannya International Standard Banking Practice (ISBP) 2013. ISBP versi terbaru ini ditujukan untuk memberikan pemahaman dan pedoman yang lebih baik bagi pelaku ekspor dan impor indonesia dalam transaksi perdagangan internasional, khususnya dlm penggunaan Letter of Credit (LC).
Ketua Umum Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, mengatakan, hadirnya ISBP 2013 merupakan respons positif terhadap berbagai dinamika ekonomi dan moneter yang terjadi di berbagai negara dalam beberapa tahun belakangan ini. "Saya yakin ISBP akan memberikan kemudahan bagi dunia usaha," ujar Suryo dalam acara peluncuran ISBP di Jakarta, Rabu (26/6).
Dunia usaha Indonesia juga berharap adanya respons positif dari perbankan terhadap situasi saat ini. Gejolak ekonomi dan moneter di Eropa dan Amerika Serikat memberikan dampak yang berbeda-beda pada berbagai negara. "Dampak pada Indonesia adalah menurunnya nilai dan jumlah ekspor," ungkapnya.
Penurunan ekspor memberi dampak sekunder pada kondisi ekonomi, industri dan bisnis. Akumulasi dari semua kelesuan ekonomi, industri dan bisnis tersebut adalah makin rendahnya daya saing Indonesia.
Suryo mengatakan saat ini dunia usaha terutama yang berada di daerah, sedang bergulat dalam iklim usaha yang kurang berpihak. Dunia usaha berharap banyak dari peran perbankan secara keseluruhan untuk membantu menurunkan biaya produksi dan biaya transaksi yang terus meningkat. "Kita juga mengharapkan adanya perubahan struktural terhadap peran intermediasi perbankan guna memperkuat dunia usaha di daerah, termasuk UMKM, yang jumlahnya demikian banyak,” paparnya.