Senin 01 Jul 2013 06:41 WIB

Waspadalah, Makanan Kedaluwarsa Bisa Sebabkan Kematian

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Heri Ruslan
 Petugas melakukan sidak makanan kedaluwarsa dan makanan yang tidak memiliki izin edar di sejumlah pusat belanja dan pasar tradisional (ilustrasi).
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Petugas melakukan sidak makanan kedaluwarsa dan makanan yang tidak memiliki izin edar di sejumlah pusat belanja dan pasar tradisional (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Kemungkinan maraknya menyebarnya makanan kedaluwarsa harus diantisipasi pihak pemerintah dan aparat kemananan.

Praktisi Kesehatan Masyarakat dan Ahli Gizi dari Universitas Indonesia, Wahyu Kurnia Yusin Putra, menjelaskan penyebaran makanan kedaluwarsa menjelang lebaran sudah terpola.

''Menjelang lebaran memang selalu begitu,'' katanya, Ahad (30/6).

Pemerintah, BPOM, dan aparat keamanan harus lebih teliti jika melakukan razia. Razia tidak saja dilakukan di pasar dan minimarket, tapi di tempat kios kecil yang memungkinkan terjadinya penipuan makanan kedaluwarsa.

Wahyu mengatakan, ketelitian sangat perlu karena dalam banyak kasus, tanggal kedaluwarsa masih tetap tapi bahan makanan di dalamnya sudah kedaluwarsa.

''Ada proses 'pembaruan kaleng' yang tidak diiringi dengan pembaruan makanan,'' katanya.

Menurut Wahyu, ini jelas merugikan masyarakat. Dalam makanan kedaluwarsa terdapat banyak zat dan bakteri yang membahayakan masyarakat.

Efeknya yang ditimbulkan akibat makanan kadaluarsa tersebut mulai dari mual, pusing, diare, ''Sampai kepada kematian,'' katanya.

Wahyu menjelaskan, dalam makanan kaleng yang kadaluarsa khusunya, ada semacam bakteri bernama 'Clostridium Botulinum'. Dengan bakteri ini sedikit saja, bisa memungkinan kematian bagi orang.

Wahyu mengatakan, bakteri ini banyak mendiami makanan berkaleng yang sudah kedaluwarsa. Menurut Wahyu, makanan kedaluwarsa tersebut adalah makanan yang sudah melewati patokan tanggal layak konsumsi.

Jika sudah melewati, kelayakannya sudah hilang, dan akan muncul sisi keberbahayaannya. ''Kalau sudah kedaluwarsa di jual lagi, sangat berbahaya bagi manusia,'' katanya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement