REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Presiden Mesir Mohammad Mursi menolak ultimatum yang dikeluarkan tentara Senin. Ia mengatakan akan melanjutkan rencananya sendiri untuk rekonsiliasi nasional.
Tentara telah memperingatkan Presiden Mohammad Mursi kan turun tangan jika ia gagal memenuhi tuntutan rakyat dalam waktu 48 jam.
Dalam sebuah pernyataan, presiden mengatakan deklarasi militer bisa menyebabkan kebingungan, dan presiden akan melanjutkan cara sendiri menuju rekonsiliasi nasional. Pernyataan itu mengecam "deklarasi yang akan memperdalam perpecahan" dan "mengancam perdamaian sosial" di negeri itu.
Mursi sedang berkonsultasi "dengan segala kekuatan nasional untuk mengamankan jalan perubahan demokratis dan perlindungan kehendak rakyat ", tambahnya.
"Negara demokratis sipil Mesir adalah salah satu prestasi yang paling penting dari revolusi 25 Januari," kata pernyataan itu melanjutkan, merujuk pada pemberontakan tahun 2011 yang menggulingkan diktator Husni Mubarak.
"Mesir benar-benar tidak akan mengizinkan langkah mundur apapun keadaannya," tambahnya.
Pendukung Mursi di Ikhwanul Muslimin mengatakan bahwa dalam membela dia, mereka membela legitimasi oresiden yang pertama terpilih secara demokratis, yang hanya berada di kantor setahun.