REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Asiana Airlines tidak percaya bahwa kecelakaan fatal salah satu Boeing 777 miliknya di San Fransisco pada Sabtu (6/7) kemarin disebabkan oleh kegagalan mekanik, tapi menolak menjelaskan apakah kecelakaan tersebut akibat kelalaian pilot.
"Untuk sekarang, kami sampaikan bahwa tak ada masalah disebabkan oleh pesawat atau 777-200 atau mesinnya," kata Presiden dan Pimpinan Asiana Airlines Yoon Young-doo dalam jumpa pers pada Ahad (7/7) di markas perusahaan itu.
Dua orang dilaporkan tewas dalam kecelakaan itu. Kedua penumpang perempuan yang berusia remaja keturunan Cina itu duduk di kursi belakang pesawat yang nahas itu. Yoon menolak berkomentar secara langsung mengenai apakah kecelakaan itu akibat kelalaian pilot tetapi dia mengatakan tiga kapten di pesawat itu telah dilatih sesuai dengan peraturan Korea dan dua di antara mereka telah memiliki pengalaman 10.000 jam terbang. Yoon juga menolak mengatakan apakah dia yakin kecelakaan itu bisa disebabakan oleh kelalaian pengawas lalu lintas udara di San Fransisco.
Laporan awal menyebutkan dua orang meninggal dan lebih 70 orang lagi cedera ketika pesawat Boeing 777 milik Asiana Airlines jatuh saat mendarat di Bandar Udara Internasional San Fransisco. Jika dibenarkan, inilah kecelakaan fatal pertama yang menimpa satu pesawat Boeing 777, keluarga dari pesawat bermesin ganda yang telah mengalami perbaikan dan beroperasi selama 18 tahun terakhir.
Dengan lebih dari lima juta penerbangan, perusahaan Boeing mengatakan pesawat ini masih merupakan salah satu yang solid dalam industri penerbangan. Pesawat penumpang Asiana Airlines itu terbang dari Seoul, Korea Selatan.
Kepala Regu Pemadam San Francisco, Kalifornia, Joanne Hayes-White mengatakan dalam taklimat bahwa 82 orang yang cedera dibawa ke beberapa rumah sakit setempat. Sebanyak 141 warga negara Cina termasuk di antara 291 penumpang di pesawat Asiana Airlines yang mengalami kecelakaan saat mendarat di Bandar Udara San Francisco pada Sabtu, kata beberapa diplomat di Konsulat Jenderal Cina.
Warganegara Cina tersebut meliputi seorang guru dan 34 pelajar sekolah menengah, kata diplomat itu. Seorang agen FBI mengatakan dalam taklimat yang sama bahwa tak ada petunjuk mengenai aksi teror yang terlibat dalam kecelakaan pesawat di San Francisco itu.