REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Ratusan demonstran Libya turun ke jalan Ahad (8/7) untuk menuntut pembubaran milisi yang berkembang di Tripoli sejak akhir perang 2011.
Massa yang mencakup sekitar 300 orang berkumpul di Algeria Square di Tripoli pusat dengan mengibarkan bendera-bendera putih dan spanduk yang bertuliskan "Tidak ada brigade, tidak ada milisi, kami ingin militer yang setia pada negara" dan "Tanpa militer dan polisi, Libya dilanda kesulitan".
"Sebagian besar masalah di kota itu disebabkan oleh milisi-milisi yang berperang untuk memperebutkan kekuasaan. Terjadi perampokan, kekerasan dan warga sipil dibunuh tanpa alasan. Kami bosan dengan hal ini," kata Nasreldeen Abdullah, salah seorang penyelenggara protes.
Pemerintah Libya menyatakan mereka masih berusaha mengambil alih lagi kendali atas kementerian dalam negeri, yang dikepung oleh kelompok orang bersejata yang memasuki bangunan itu.
Sebuah komite kementerian melakukan perundingan untuk menguasai lagi gedung kementerian dalam negeri, kata Menteri Kelistrikan Ali Mohammed Muhairiq kepada wartawan. "Kami melakukan komunikasi terus... untuk mengakhiri pengepungan dan berharap ini akan terjadi dalam dua atau tiga hari ini."
Pemerintah menyatakan mereka masih menyusun rencana untuk membubarkan milisi namun belum memberikan rincian mengenai hal itu. Perdana Menteri Ali Zeidan mengatakan pemerintah akan menaikkan gaji untuk membujuk mantan gerilyawan agar masuk ke angkatan bersenjata.
Pemerintah baru Libya hingga kini masih berusaha mengatasi banyaknya individu bersenjata dan milisi yang memperoleh kekuatan selama konflik bersenjata yang menggulingkan Muamar Gaddafi.
Gaddafi, pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa dan bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak, diumumkan tewas oleh kelompok pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC) pada 20 Oktober 2011.
NTC, yang memelopori pemberontakan untuk menggulingkan pemerintah Gaddafi, mendeklarasikan "pembebasan" Libya tiga hari setelah penangkapan dan pembunuhan orang kuat itu pada 20 Oktober 2011.