REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masalah tunggakan gaji di kubu PSMS Medan Divisi PT. Liga Indonesia bukan hanya dialami pemain, tetapi juga ofisial dan pelatih.
Mereka pun tak segan menyeret Ketua Umum PSMS Indra Sakti ke jalur hukum apabila tak juga mendapat kepastian mengenai pembayaran gaji.
Media Officer PSMS Abdi Panjaitan mengatakan dia bersama pelatih serta ofisial lainnya sudah sepakat untuk membawa masalah tunggakan gaji ke jalur hukum.
"Memang langkah itu yang harus kami ambil nantinya," kata Abdi kepada Republika, Ahad (14/7).
Sebelumnya, para pemain juga menyatakan siap untuk membawa masalah ini ke jalur hukum. Saat ini, ungkap Abdi, mereka masih mencoba langkah-langkah penyelesaian yang ada di dalam kontrak.
Menurut dia, kontrak menyebutkan bahwa permasalahan hak dan kewajiban harus lebih dulu diselesaikan dengan usaha-usaha yang sesuai mekanisme keolahragaan. Sejauh ini langkah yang sudah dilakukan adalah dengan menyurati Indra pada Juni lalu untuk menanyakan ihwal pembayaran tunggakan gaji.
Tapi Indra tidak juga memberikan jawaban meskipun PT. Liga Indonesia selaku operator kompetisi sudah bersedia mengucurkan dana sebesar Rp 100 juta yang diambil dari dana subdisi untuk menalangi sebagian tunggakan. Dalam waktu dekat ini, mereka akan mencoba mengirimkan surat kedua.
"Kalau tak digubris juga oleh Indra, maka terpaksa kami bawa ke ranah hukum," tegas dia. Abdi mengaku bahwa para ofisial tim belum pernah mendapat sepeser pun dari hasil kerja kerasnya pada musim ini. Abdi mengaku sudah menemui pengacara untuk membahas masalah ini. Ia pun sudah memyerahkan berkas-berkas kepada pengacara tersebut untuk dipelajari.
"Jadi kalau surat kedua tak juga dijawab Indra, maka yang akan mengirim surat ketiga adalah pengacara," ancam dia. Pada Jumat (14/7), para pemain PSMS Medan dijadwalkan menghadiri sidang Komisi Disiplin PSSI. Namun mereka tidak bisa memenuhi panggilan karena tak memiliki dana ke Jakarta.
Mereka dipanggil untuk memberikan keterangan mengenai dugaan pengaturan skor di tubuh PSMS yang sebelumnya diungkapkan langsung oleh para pemain. Agenda sidang memang tidak menyinggung masalah gaji, tapi bisa menentukan nasib gaji mereka yang tertunggak 10 bulan.
Apabila Komdis menyatakan tidak menemukan adanya dugaan pengaturan skor, maka pemain bisa dikenakan sanksi atas perilaku buruk menyeberkan berita bohong. Sedangkan Indra sebelumnya mengancam menghapus hak pemain apabila Komdis menyatakan para pemain PSMS Medan berperilaku buruk.
Kiper PSMS Irwin Ramadhana mengaku ingin sekali memenuhi panggilan Komdis meskipun tidak akan membahas bagaimana nasib tunggakan gaji. Namun mereka tidak memiliki uang untuk berangkat ke Jakarta.
Irwin mengatakan para pemain telah mengirimkan surat balasan kepada PSSI untuk menjelaskan mengapa tidak bisa memenuhi panggilan sidang. "Sudah kami balas. Kami ini kan belum digaji, darimana kami punya uang untuk ke Jakarta," Irwin menambahkan.
Sekretaris Jenderal PSSI Joko Driyono mengatakan bahwa Komdis belum membuat keputusan apapun terkait nasib pemain PSMS. Sidang diundur pada pekan depan menyusul ketidakhadiran para pemain. "Dijadwal ulang pekan depan," ungkap Joko.