REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Sekolah-sekolah di Kabupaten Bantul menyatakan kesiapan melakukan program pengabdian terhadap masyarakat. Program ini diharapkan bisa mendidik anak menciptakan sense of crisis atau jiwa empati pada sesama.
Rencana ini mendapat dukungan Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X dan siswa ditempatkan di panti jompo atau panti asuhan.
"Sambil menunggu kelulusan, siswa SMA, ada baiknya melakukan kegiatan untuk usaha meningkatkan empati di masyarakat. Misalnya menginap di Panti Jompo atau Panti Asuhan selama tiga hari seperti yang sudah dilakukan di SMAN 3 Yogyakarta. Atau juga tinggal dan mengenal masyarakat miskin dan kurang beruntung lain," kata Sultan kepada wartawan saat ditemui di SMAN 1 Bantul pada 'Launching Buku Kurikulum 2013 Untuk Indonesia', Senin pagi (15/7).
Lebih lanjut Sultan mengatakan ketika siswa melakukan kegiatan ini, orangtuanya tidak boleh membekali uang kepada anak dalam jumlah banyak. "Supaya mereka benar-benar menghayati keberadaannya di tempat itu," kata Sultan.
Sedang Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal (Dikmenof) Bantul, Masharun Ghozalie, menambahkan kesiapannya melaksanakan program pengabdian sekolah-sekolah. Ia mengatakan sebenarnya program pengabdian ini sudah sering dilakukan oleh sekolah-sekolah di Bantul.
"Beberapa kegiatan yang dilakukan diwujudkan dalam bentuk bakti sosial (baksos) dan sebagainya. Meski demikian apabila nantinya ada imbauan pelaksanaan program pengabdian lebih spesifik maka pihaknya siap melakukannya," kata Masharun.
Sementara Kepala Sekolah SMAN 2 Bantul, Isdarmoko, menambahkan pengabdian ke masyarakat bagi sekolahnya sudah sering dilakukan. Menurutnya program ini sangat relevan dan implementatif untuk dikembangkan. Bahkan bisa mendukung kurikulum 2013.