Selasa 16 Jul 2013 00:35 WIB

Isu Rasial Guncang Italia

Rep: Ichsan Emrald Alamsyah/ Red: M Irwan Ariefyanto
Senator Italia Roberto Calderoli
Foto: www.independent.co.uk
Senator Italia Roberto Calderoli

REPUBLIKA.CO.ID,ROMA - Sekarang ini Italia terasa lebih panas dari biasanya. Adalah Roberto Calderoli, salah satu senator terkemuka, yang memicu suasana panas itu setelah melontarkan ucapan bernada rasial. Atas ucapannya yang tak senonoh itu, ia pun dituntut meminta maaf.

Seperti dilaporkan BBC, Senin (15/7), Calderoli menyebut Menteri Integrasi Italia yang berkulit hitam, Cecile Kyenge, seperti orang utan. “Saya sayang binatang, seperti beruang dan serigala. Tetapi, saat saya melihat foto Kyenge, saya merasa dia mirip seekor orang utan,” kata Calderoli dalam sebuah pidato di Kota Treviso, Sabtu (13/7).

Politikus dari Partai Liga Utara yang antiimigran itu juga mengatakan, penunjukan Kyenge sebagai Menteri Integrasi akan mendorong para imigran baru berduyun-duyun datang ke Italia. “Mereka akan merasa menemukan Amerika di Italia,” katanya.

Menurut Carderoli, mestinya Kyenge menjadi seorang menteri “di negaranya sendiri”. Kyenge adalah seorang doktor kelahiran Republik Demokratik Kongo yang telah menjadi warga Italia sejak 1983. Ucapan yang ditujukan kepada menteri kulit hitam pertama di Italia itu memicu ketegangan rasial baru di negara tersebut. Sebelumnya, kasus rasisme dialami sejumlah pesepak bola yang merumput di Italia, salah satunya Mario Balotelli.

Perdana Menteri Italia Enrico Letta mengecam keras ucapan Calderoli sebagai hal yang tak bisa diterima dan melampaui batas. Atas ucapannya yang tak senonoh, Wakil Presiden Senat itu ditekan oleh sejumlah kalangan untuk minta maaf.  Sehari setelah mengucapkan kata-kata rasial tersebut, Calderoli mengatakan, ucapannya sekadar lelucon dan tak ada niat untuk menyerang sang menteri. Namun, Sekretaris Liga Utara Matteo Salvini menyebut komentar Calderoli adalah lelucon mengejutkan yang melewati batas.

Menurut laporan kantor berita Italia, Calderoli telah menghubungi Kyenge untuk meminta maaf. Sedangkan, seorang menteri dalam kabinet Italia, Gianpiero D'Alia, mendesak Calderoli untuk mundur dari Senat.

D'Alia adalah tokoh moderat yang menjabat sebagai Menteri Administrasi Publik. Kepada salah satu media Italia, dia mengatakan, ucapan Calderoli mengingatkannya pada bahasa Ku Klux Klan. Ku Klux Klan adalah gerakan rasis kaum kulit putih di Amerika Serikat. Kyenge sendiri, ketika diminta komentarnya atas hal ini, mengatakan, kaum politikus harus memandang ucapan itu sebagai refleksi dari apa yang mereka inginkan. “Apakah debat itu bermakna atau hanya sekadar penghinaan,” ujarnya.

Suatu kali ketika diwawancarai Sky, Kyenge mengatakan, Italia perlu mengembangkan budaya melawan rasisme. “Rasisme adalah mengenai benci serta takut akan perbedaan,” katanya.

Bulan lalu, Kyenge menerima ancaman pembunuhan. Ancaman itu datang sebelum dia mengunjungi wilayah utara yang merupakan basis utama Partai Liga Utara. Selama ini, Partai Liga Utara senantiasa menyalahkan kaum imigran karena meningkatkan kejahatan di Italia. Padahal, jika menengok sejarah, pada abad ke-19 dan 20 banyak juga orang Italia yang menjadi imigran di negara lain. Mereka pergi mencari pekerjaan di Amerika Utara serta Selatan dan Australia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement