REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Disiplin (Komdis) PSSI telah menjadwal ulang sidang terhadap pemain, ofisial serta pelatih PSMS Medan. Rencananya sidang kembali digelar pada Jumat (27/7).
Sidang yang awalnya digelar pada Jumat pekan lalu itu terpaksa batal digelar setelah adanya permintaan dari pemain, ofisial, dan pelatih PSMS Medan. "Karena belum siap, mereka meminta waktu dua minggu. Kami juga tidak bisa memaksa," kata Ketua Komdis PSSI Hinca Pandjaitan di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Rabu (17/7).
Masalah utama pemain tak bisa memenuhi panggilan Komdis karena tak memiliki uang untuk pergi ke Jakarta. Maklum, jangankan untuk membeli tiket pesawat, untuk membiayai kehidupan sehari-hari mereka pun harus gali lobang tutup lobang setelah 10 bulan gaji belum dibayarkan klub.
Hinca mengatakan biaya keberangkatan pemain ke Jakarta bukan urusan Komdis, melainkan mutlak urusan pemain. "Ini kan kesempatan mereka untuk membela diri. Masa kami juga yang beri uang untuk keberangkatan mereka. Bukan urusan kami," ucap Hinca.
Komdis memanggil para pemain untuk mendengar pembelaan mengenai aksi demonstrasi menuntut gaji yang sempat dilakukan di Jakarta dan Medan beberapa waktu lalu. Selain itu juga untuk mendengar keterangan langsung dari pemain mengenai adanya dugaan pengaturan skor di tubuh PSMS pada laga divisi utama.
Seperti diketahui, PSMS digunjang isu pengaturan skor ketika para pemain mengungkapkan pernah disuruh mengalah oleh CEO PSMS Medan Heru Prawono pada laga kontra Persih Tembilahan (9/5) dan Persisko Tanjabbar (16/5). Terakhir mengenai ketidakberangkatan para pemain pada laga tandang ke PS Bengkulu pada 4 Juni.