REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perompak membajak sebuah kapal minyak dengan 24 orang awak di lepas pantai Gabon, kata operator kapal itu, Rabu.
Perompak itu diyakini menaiki kapal Cotton berbendera Malta pada Senin di dekat Pelabuhan Gentil, Gabon, dalam serangan pertama yang dilaporkan di kawasan tersebut selama lima tahun terakhir, kata operator Turki "Geden Lines".
"Perusahaan melakukan kontak dengan keluarga ke-24 orang India yang menjadi awak kapal itu dan pihak-pihak berwenang terkait telah dihubungi," kata Geden Lines dalam sebuah pernyataan.
Teluk Guinea, yang mencakup Nigeria, Ghana, Pantai Gading dan Gabon, merupakan sumber utama minyak, coklat dan logam bagi pasar dunia. Angkatan laut internasional tidak terlibat aktif dalam misi pemberantasan perompakan di kawasan itu.
"Serangan itu terjadi sekitar 200 mil laut (NM) lebih ke arah selatan daripada serangan paling selatan sebelumnya, sekitar 160 NM sebelah baratdaya Pulau Bonny (di Nigeria) pada 26 April," kata perusahaan keamanan AKE.
"Itu menandai perluasan berarti jangkauan geografis perompakan di Teluk Guinea," tambahnya.
Teluk Guinea berada di urutan kedua setelah Somalia untuk risiko serangan perompak, yang mendorong naik beaya pelayaran, dan perompakan meningkat di kawasan itu selama beberapa bulan terakhir ini.
Penyerang biasanya menahan kapal untuk mencuri barang muatannya dan membebaskan awak kapal. Penculikan dengan uang tebusan juga terjadi di wilayah perairan sekitar Delta Niger, pusat industri energi terbesar Afrika.
Pada Oktober 2012, perompak membebaskan sebuah kapal minyak perusahaan Yunani yang mereka bajak di Teluk Guinea dekat Pantai Gading. Kapal-kapal BBM merupakan sasaran favorit perompak.
Pada Agustus 2012, perompak menahan sebuah kapal minyak perusahaan Yunani bersama sekitar 20 orang awaknya di lepas pantai Togo. Mereka membebasksan kapal itu beberapa hari kemudian setelah mencuri 3.000 ton minyak.
Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia juga meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu sejak 2008.
Kapal-kapal perang asing berhasil menggagalkan sejumlah pembajakan dan menangkap puluhan perompak, namun serangan masih terus berlangsung.
Kelompok-kelompok
bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden.
Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng
perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.
sumber : Antara