REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Seorang biksu dari Tibet meninggal setelah membakar diri di Cina selatan, sebagai bentuk aksi protes dengan bakar diri yang pertama dalam sebulan ini. Cina menganeksasi secara militer Tibet pada 1956.
Sejak itulah Cina mengklaim Tibet sebagai wilayah negaranya dan mengekang kebebasan warga Tibet dalam berbagai aspek kehidupan dan sosial budaya. Termasuk memakzulkan kepemimpinan Dalai Lama, petinggi agama Budha setempat, yang diyakini sebagai titisan Budha Gautama.
Belakangan, Cina juga makin gencar mengklaim sepihak memakai otot militernya banyak wilayah lain sebagai miliknya, di antaranya Laut Cina Selatan.
Kunchok Sonam (18), biksu itu, melancarkan aksi protes pada Sabtu (20/7) di luar biara di Prefektur Aba yang termasuk dalam Provinsi Sichuan, demikian Radio Free Asia melaporkan.
Sonam menyerukan semboyan Menangis untuk kebebasan Tibet lapor radio penyiaran simatisan gerakan ini, dengan mengutip pernyataan warga setempat.
Aksi bunuh diri ini merupakan yang pertama dilakukan warga Tibet di Cina dalam lima bulan terakhir, demikian laporan itu. Ditambahkan, rekan sesama biksu melarang pihak berwajib mengambil jasad Sonam setelah kematiannya.
Komunikasi yang sangat dibatasi di wilayah tersebut kini makin meningkat setelah aksi bunuh diri, lapor lembaga advokasi Tibet Merdeka yang bermarkas di London.
Sekitar 120 orang warga Tibet sudah membakar diri sejak 2009 sebagai bentuk protes melawan --yang mereka sebut sebagai tekanan Cina, lapor Kampanye bagi Tibet yang bermarkas di Washington.