REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) telah mengambil langkah-langkah antisipasi untuk memastikan kelancaran pasokan bahan bakar minyak (BBM) dan Liquified Petroleum Gas (LPG) selama puasa dan Lebaran.
Badan Usaha Milik Negara itu menyatakan persiapan sudah siap hadapi lonjakan konsumsi saat mudik. Perusahaan pelat merah itu memperkirakan terjadi lonjakan konsumsi premium pada puncak arus mudik sekitar 107.277 kiloliter (KL).
Perkiraan puncak lonjakan permintaan sekitar 33 persen dari hari normal akan terjadi pada H-5 Lebaran. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengatakan, pihaknya akan menjaga ketahanan stok bahan bakar dan mempersiapkan pengelolaan distribusi BBM dan LPG.
''Untuk mengantisipasi peningkatan permintaan pada arus mudik dan balik,'' kata dia saat membagikan bingkisan sahur kepada para operator SPBU dalam acara Sahur on the Road, Ahad (28/7) dini hari.
Pada H+4 konsumsi premium diprediksi sudah mulai meningkat 30 persen dari konsumsi normal menjadi sekitar 105.502 KL. Sedangkan konsumsi minyak solar diperkirakan turun 5 persen dari konsumsi normal menjadi 38.628 KL per hari.
Estimasi rata-rata pemakaian premium pada bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri diperkirakan naik 14 persen dari rata-rata konsumsi normal. Dari biasanya 80.926 KL menjadi 91.830 KL.
Sementara yang lainnya, seperti avtur naik 8,6 persen menjadi 11.536 KL. LPG naik 6,6 persen menjadi 18.781 MT. Solar turun 4,9 persen menjadi 38.628 KL.
Rata-rata stok BBM dan LPG Pertamina, stok premium 17,45 hari, solar 21,27 hari, avtur 27,63 hari, pertamax 40,89 hari, pertamax plus 37,62 hari, dan LPG 14,6 hari.
Pertamina akan membentuk Posko Satuan Tugas (Satgas) mulai H-14 hingga H+14. Tujuannya untuk memantau ketersediaan BBM.